Komposisi penduduk
adalah pengelompokan penduduk yang di
dasarkan pada usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,mata pencarian dan suku
bangsa. Komposisi penduduk berdasarka umur dan jenis kelamin merupakan
pengelompokan penduduk berdasarka umrdan jenis kelamin.
1 Komposisi
penduduk menurut umur
Komposisi
penduduk menurut usia dan jenis kelamin sangat penting untuk mengetahui hal-hal
sebagai berikut :
Jumlah
penduduk usia sekolah
Jumlah
angkatan kerja
Angka
ketergantungan
Peramalan
penduduk dimasa yang akan datang
Jumlah
penduduk wanita pada masa subur
Komposisi
penduduk menurut usia dapat dikelompokkan
menjadi :
Penduduk
usia belum produktif : 0-14th
Penduduk
usia produktif :15-64thn
Penduduk
usia tidak produktif : ≥65thn
Data
komposisi penduduk menurut usia berguna untuk menghitung rasio angka ketergantungan (dependency Ratio),
dengan menggunakan rumus :
Contoh :
Jumlah penduduk kota
padang pada data estimasi penduduk tahun 2014 adalah 876883, dimana di
antaranya terdapat penduduk usia 0-14 tahunsebanyak 242369 jiwa, penduduk yang
berusia <65 sebanyak 33672 jiwa dan
penduduk usia 15-64 tahun sebanyak 600032 jiwa, berapa angka beban
ketergantungan kota padang?
Diketahui:
Penduduk umur 0-14 = 242369 jiwa
Penduduk umur 15-64 = 600032 jiwa
Penduduk > 65 = 33672 jiwa
Ditanya :
Angka beban ketergantungan ?
Dari hasil perhitungan
tersebut kita adapat melihat bahwa di kota padang setiap 100 orang penduduk
usia produktif menanggung 46 orang yang tidak produktif.
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Data
komposisi penduduk menurut jenis kelamin merupakan perbandingan antara jumlah
penduduk pria dengan jumlah penduduk wanita. Untuk menghitung rasio jenis
kelamin, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Contoh:
Jumlah penduduk kota
padang pada data estimasi penduduk tahun 2014 adalah 876883, dimana di
antaranya terdapat penduduk perempuan sebanyak 436542 jiwa dan penduduk
laki-laki 440341 jiwa, tentukanlah trend seks rasio penduduk kota padang
Diketahui :
penduduk perempuan = 436542 jiwa
penduduk laki-laki = 440341 jiwa
Ditanya
trend seks ratio kota padang ?
Jawab :
Dari hasil penghitungan
tersebut diatas dapat kita lihat angka seks ratio penduduk kota padang, dimana
dari 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 99 jiwa penduduk laki-laki.
Kriteria
Sex Ratio :
No
|
Persentase
|
Kriteria
|
1
|
SR
>100
|
Jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk perempuan
|
2
|
SR=100
|
Jumlah
penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk perempuan
|
3
|
SR˂100
|
Jumlah
penduduk perempuan lebih banyak dibanding dengan jumlah penduduk laki-laki
|
A.
Faktor-Faktor
Mempengaruhi Penyebaran Kepadatan Penduduk
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah sebagai berikut :
1. Faktor
fisiografis
Penduduk selalu
memilih tempat tinggal pada lokosi yang baik, strategis, terdapat tanah yang
subur, relif halus, cukup air, dan aman
2. Faktor
biologis
Tingkat
pertumbuhan penduduk disuatu daerah berbeda, hai ini disebabkan adanya
perbedaan tingkat kematian, tingkat kelahiran dan tingkat kematian
3. Kebudayaan
dan teknologi
Daerah dengan
masyarakat yang memilih pola pikiran modern dan pembanunan fisik yang pesat dan
tumbuh lebuh cepat dibanding dengan daerah lainnya
B.
Kepadatan
Penduduk Aritmatika Dan Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan
penduduk adalah angka yang menunjukan jumlah rata-rata penduduk pada setiap Km2
pada suatu wilayah atau negara.
Kepadatan penduduk
dapat dibdakan atas dua macam, yaitu:
C Kepadatan
penduduk aritmatik,
Gambar
14: Kepadatan penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk
aritmatik yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap Km2.
Kepadatan
penduduk aritmatik dapat dihitung dengan rumus:
Contoh:
Jumlah penduduk Kota
Padang pada tahun 2014 adalah 889.561 jiwa dengan luas wilayah 694,96 km.
Berapa kepadatan penduduk aritmatik Kota Padang?
Jawab: 889.561/694,96 = 1.280,02 km/jiwa
Tabel : Luas Daerah, Jumlah Penduduk Dan
Kepadatan Penduduk Menurut
Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera
Barat tahun 2014
Kabupaten/Kota
|
Luas Daerah (Km2)
|
Jumlah penduduk
|
Total kepadatan penduduk
|
Kab. Mentawai
|
6.011,35
|
83.603
|
13,91
|
Pesisir Selatan
|
5.794,95
|
446.479
|
77,05
|
Solok
|
3,738,00
|
361.095
|
96,60
|
Sijunjung
|
3.130,80
|
218.588
|
69,82
|
Tanah Datar
|
1.336,00
|
343.875
|
257,39
|
Padang Pariaman
|
1.328,79
|
403.530
|
303,68
|
Agam
|
2.232,30
|
472.955
|
211,89
|
Lima puluh kota
|
3.354,30
|
365.389
|
108,93
|
Pasaman
|
4.447,63
|
266.888
|
60,01
|
Solok selatan
|
3.346,20
|
156.901
|
46,89
|
Dharmasraya
|
2.961,13
|
216.928
|
73,26
|
Pasaman barat
|
3.387,77
|
401.624
|
118,55
|
Padang
|
694,96
|
889,561
|
1.280,02
|
Solok
|
57,64
|
64.819
|
1.124,55
|
Sawalunto
|
173,45
|
59.608
|
217,99
|
Padang panjang
|
23,00
|
50.208
|
2.182,96
|
Bukittinggi
|
25,24
|
120.491
|
4.773,81
|
Payakumbuh
|
80,43
|
125.690
|
1.562,73
|
Pariaman
|
73,36
|
83.610
|
1.139,72
|
Total
|
42.297,30
|
5.131.882
|
121,33
|
Sumber :
Sumatera Barat dalam angka 2015
2. Kepadatan
penduduk agraris
Kepadatan pendduduk
agraris yaitu jumlah rata-rata penduduk petani setiap satuan luas lahan
pertanian.
Contoh:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah
penduduknya sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000
jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah
pertaniannya adalah 154.820 km2. Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?
Kepadatan
penduduk agraris =
Kepadatan penduduk agraris = 2.050.000/154.820 km2
Jadi, kepadatan agraris wilayah tersebut adalah
13 jiwa/km2
C.
Trend piramida penduduk
Piramida
penduduk adalah dua buah diagram batang, pada
satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya
menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk
lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan
penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau
prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
Berdasarkan bentuknya,
piramida penduduk dibagi sebagai berikut.
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
menunjukkan
bahwa penduduk suatu negara sedang mengalami pertumbuhan. Piramida penduduk ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda.
Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran dan kematian tinggi.
Contoh
: Negara-negara yang berkembang : Indonesia, India, Philipina dll2.
2. Piramida Penduduk Stasioner menunjukkan bahwa . Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah
kelahiran dan kematian seimbang.
Contoh : Negara-negara Eropa Barat
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive) menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk suatu negara memiliki
angka kelahiran yang menurundengan cepat dan tingkat kematian yang rendah.
Piramida inijuga dicirikan dengan jumlah kelompk umur muda lebih
sedikitdibanding kelompok umur tua.
Contohnya adalah negara-negarayang sudah maju,
misalnya Amerika Serika.
BONUS
DEMOGRAFI
Bonus demografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan
antara penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami
penurunan sehingga mencapai angka dibawah 50. Dengan arti kata setiap penduduk
usia produktif menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif. Untuk
mendapatkan bonus demografi tersebut maka kualitas sumber daya manusia harus
ditingkatkan secara maksimal melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, dan
penyediaan lapangan pekerjaan.
Bonus demografi bisa menjadi “bencana” demografi ketika penduduk
usia produktif tersebut tidak memiliki pendidikan yang memadai, tidak
memperoleh keterampilan yang cukup. Ketika hal ini terjadi maka penduduk usia
produktif tersebut akan menjadi pengangguran, dan akan ada konsekuensinya.
Indonesia diprediksi akan
mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalah Bonus Demografi,
dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin
kecil dan usia lanjut belum banyak. Jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan
sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan
diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai
sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya 60 juta.
Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi.
Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat
penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan
anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk
produktif. Melimpahnya
jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga
dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah
meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Indeks pembangunan manusia atau human development index (HDI)
Indonesia masih rendah. Dari 182 negara di dunia, Indonesia berada di urutan
111. Sementara dikawasan ASEAN, HDI Indonesia berada di urutan enam dari 10
negara ASEAN. Posisi ini masih di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei
dan Singapura. Tingkat HDI ini terbukti dari tidak kompetitifnya. Pekerja
Indonesia di dunia kerja baik di dalam ataupun luar negeri. Paling banter,
pekerja Indonesia di luar negeri adalah menjadi pembantu. Ujung-ujungnya
disiksa dan direndahkan. Untuk tingkat dalam negeri sekali pun, pekerja
indonesia masih kalah dengan pekerja asing. Hal ini ditandai dari banyaknya
peluang kerja dan posisi strategis yang malah ditempati tenaga kerja asing.
Pemerintah harus mampu
menjadi agent of development dengan cara memperbaiki mutu
modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan, kemampuan komunikasi, serta
penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan memberikan keterampilan kepada
tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak hanya bergantung pada
ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan itu
sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan lapangan
pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak dikuasai pihak asing yang
pastinya akan merugikan dari sisi peluang kerja.
Bukan hanya pemerintah,
masyarakat juga harus menjadi pendukung utama pembangunan mutu manusia dengan cara menyadari pentingnya arti
pendidikan, kesehatan dan aspek-aspek yang dapat mengembangkan kualitas manusia
itu sendiri.
Kesimpulan yang bisa ditarik
adalah bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi adalah berkah jika berhasil mengambilnya. Satu sisi yang
lain adalah bencana seandainya kualitas SDM tidak dipersiapkan.
Prijo Sidipratomo, Ketua Ikatan Dokter Indonesia, mengatakan bahwa
sebuah bangsa yang kuat harus mempunyai perencanaan,
termasuk membangun sumber daya manusia berkualitas yang akan menjadi daya saing
sebuah bangsa. Sejatinya,
perubahan tidak bisa dilakukan dalam sekejap, maka dari itu pembenahan kualitas
manusia harus dimulai dari sekarang.
Faktor Penyebab
Kecendrungan Fertilitas Tinggi Di Desa-Desa Indonesia
1. Program
pemerintah melahirkan gratis di pedesaan
2. Program
pemerintah menikah gratis di pedesaan
3. Ibu-
ibu di pedesaan cendrung menjadi ibu rumah tangga
4. Kurangnya
sosialisasi tentang KB bagi ibu-ibu di pedesaan
5. Tidak
adanya listrik di pedesaan
6. Cuaca
yang dingin
7. Kurangnya
tenaga kesehatan di pedesaan