29 November 2016

Alam dan Budaya Mentawai, Disanjung di Luar Negeri Namun Sayang Tak Dikenal Oleh Tetangga

Negara Indonesia yang majemuk merupakan warisan dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Terdapat ratusan suku di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki berbagai bahasa, adat istiadat yang berbeda-beda. Salah satunya Kabupaten Kepulauan Mentawai, dengan 4 pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Wilayah Mentawai tergolong dalam daerah terdepan, dan Terluar Indonesia, yang berhadapan langsung dengan samudera pasifik.
Sikerei (Dukun) Mentawai di Pulau Siberut
Secara geografis Mentawai terpisah dari Pulau Sumatera, dan secara administratif bagian dari Propinsi Sumatera Barat. Mentawai memiliki budaya yang khas diantara budaya lainnya di Indonesia. Seperti Sikerei (dukun) bagi masyarakat di Mentawai. Sikerei dipercaya dapat mengobati masyarakat yang sakit dengan ramuan obat-obatan dari alam liar.
Pagelaran Budaya dengan pakaian adat Mentawai
Dalam berinteraksi dengan masyarakat di Sumatera, banyak rekan-rekan yang sudah mengetahui bahwa saya berdomisili secara De Facto dan di Mentawai, tepatnya di desa Malkopa, Pagai Selatan. Saya terkejut sewaktu ada rekan yang berargumen, bahwa mentawai itu masyarakatnya sangat primitif, dan banyak yang masih memakai kabit (pakaian khas dukun mentawai). Selain itu masyarakat masih banyak yang suka makan bangkai hewan. Tentu persepsi teman saya ini salah dan saya anggap mengkonsumsi cerita yang salah. Kemudian saya jelaskan kenyataan di lapangan pada saat ini. Mengenai budaya Mentawai bagi para Sikerei akan tetap dilestarikan, bahkan menjadi fokus perhatian internasional. 

Dan yang lebih parah lagi, pasca gempa dan tsunami 2010. Warga di luar mentawai masih banyak yang berpikiran sempit, yaitu dengan beranggapan bahwa Mentawai akan segera tenggelam, mungkin persepsi mereka pulau dimentawai iut kecil. Yang lebih menyakitkan dihati saya, ketika ada oknum yang menyebutkan bahwa gempa dimentawai itu wajar karena banyak masyarakatnya yang berbuat maksiat. Katanya oknum tersebut mendapat informasi dari tetangganya yang pernah berdomisili di Mentawai. Pernyataan oknum ini saya sanggah, tidak demikian pada kenyataannya.

Ditambah lagi dengan issu Megathust di sektar Pulau Siberut yang menurut paraa pakar gempa suatu saat akan terjadi  gempa bumi. Padahal Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat luas dan memiliki perbukitan selayaknya dataran di Sumatera. Masyarakat sudah punya kearifan local untuk mengantisipasi gempa dan tsunami, Yaitu dengan membuat jalur evakuasi, konstruksi bangunan rumah yang ramah gempa dan pemukiman di sekitar dataran tinggi.
Hal ini bertolak belakang dengan wisatawan mancanegara, walaupun banyak warga Indonesia khususnya di Daerah Sumatera beranggapan negatif terhadap Mentawai dengan daerahnya yang sebentar lagi akan tenggelam, namun Bagi Wisatawan Mancanegara seperti Australia, Amerika, German dan Jepang Mentawai sangat eksotis . Dibuktikan dengan kunjungan Wisman yang selalu ramai yang menurut Data Disbudparpora Mentawai pada tahun 2015 jumlah Wisman yang berkunjung  sekitar 3.500 dan 2016 meningkat menjadi 5.500. Jumlah vila dan resort yang dibangun semakin banyak di Mentawai.

Saat ini banyak masyarakat di luar daerah Mentawai seperti daerah Sumbar dan Sumatera yang belum memahami secara utuh bagaimana itu Budaya Mentawai. Bahkan sebagian masyarakat ada yang mendiskreditkan suku dan budaya mentawai, hal ini sangat disayangkan. Sebab keanekaragaman budaya di Indonesia harus kita lestarikan dan saling menguatkan antar budaya. Sikap saling menghargai itu penting kita tanamkan sejak dini. Bagi masyarakat yang sudah mengunjungi mentawai pasti dijamin akan takjub dengan pesona alam dan budayanya.
Alam Mentawai sangat subur, Produk unggulan pertanian didaerah ini adalah seperti Cengkeh, Pala, Pinang dan Kopra. Begitu juga dengan hasil perikanan, berupa ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dari segi pendidikan, pemerintah telah gencar-gencarnya memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar. Sehinga kelak 10 tahun kedepannya SDM mentawai sudah dapat bersaing  dengan masyarakat lokal maupun internasional.

Dengan persepsi Ancaman Gempa dan Tsuanmi ini akan sangat mempengaruhi destinasi wisata baik Domestik maupun Mancanegara. Oleh sebab itu, saatnya semua elemen masyarakat dan pemerintah turut ambil bagian untuk promosi budaya dan alam mentawai.
Terkhusus bagi Disbudparpora mentawai,  supaya lebih gencar mempromosikan budaya mentawai, dengan event atraksi budaya, penerapan pelajaran muatan lokal budaya mentawai di sekolah.

Begitu juga dengan para duta wisata mentawai, harus lebih aktif mempromosikan mentawai dari segi budaya dan kekayaan alam di kancah nasional maupun intternasional. Dan para duta wisata mentawai harus sudah memahami adat istiadat, icon unggulan pariwisata dan kondisi geografis dari mentawai.

Masih banyak pembenahan yang harus dilakukan untuk pengembangan wisata alam maupun budaya di Mentawai, oleh sebab itu harus melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, investor, dan masyarakat. 

Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon