Negara
Indonesia yang majemuk merupakan warisan dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Terdapat ratusan suku di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki berbagai bahasa,
adat istiadat yang berbeda-beda. Salah satunya Kabupaten Kepulauan Mentawai,
dengan 4 pulau besar yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan.
Wilayah Mentawai tergolong dalam daerah terdepan, dan Terluar Indonesia, yang
berhadapan langsung dengan samudera pasifik.
Sikerei (Dukun) Mentawai di Pulau Siberut |
Secara
geografis Mentawai terpisah dari Pulau Sumatera, dan secara administratif
bagian dari Propinsi Sumatera Barat. Mentawai memiliki budaya yang khas
diantara budaya lainnya di Indonesia. Seperti Sikerei (dukun) bagi masyarakat
di Mentawai. Sikerei dipercaya dapat mengobati masyarakat yang sakit dengan
ramuan obat-obatan dari alam liar.
Pagelaran Budaya dengan pakaian adat Mentawai
|
Dalam
berinteraksi dengan masyarakat di Sumatera, banyak rekan-rekan yang sudah mengetahui
bahwa saya berdomisili secara De Facto
dan di Mentawai, tepatnya di desa Malkopa, Pagai Selatan. Saya terkejut sewaktu
ada rekan yang berargumen, bahwa mentawai itu masyarakatnya sangat primitif,
dan banyak yang masih memakai kabit (pakaian khas dukun mentawai). Selain itu
masyarakat masih banyak yang suka makan bangkai hewan. Tentu persepsi teman
saya ini salah dan saya anggap mengkonsumsi cerita yang salah. Kemudian saya
jelaskan kenyataan di lapangan pada saat ini. Mengenai budaya Mentawai bagi para Sikerei akan tetap dilestarikan, bahkan menjadi fokus perhatian internasional.
Dan yang
lebih parah lagi, pasca gempa dan tsunami 2010. Warga di luar mentawai masih
banyak yang berpikiran sempit, yaitu dengan beranggapan bahwa Mentawai akan
segera tenggelam, mungkin persepsi mereka pulau dimentawai iut kecil. Yang
lebih menyakitkan dihati saya, ketika ada oknum yang menyebutkan bahwa gempa
dimentawai itu wajar karena banyak masyarakatnya yang berbuat maksiat. Katanya
oknum tersebut mendapat informasi dari tetangganya yang pernah berdomisili di
Mentawai. Pernyataan oknum ini saya sanggah, tidak demikian pada kenyataannya.
Ditambah
lagi dengan issu Megathust di sektar Pulau Siberut yang menurut paraa pakar
gempa suatu saat akan terjadi gempa
bumi. Padahal Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat luas dan memiliki perbukitan
selayaknya dataran di Sumatera. Masyarakat sudah punya kearifan local untuk
mengantisipasi gempa dan tsunami, Yaitu dengan membuat jalur evakuasi,
konstruksi bangunan rumah yang ramah gempa dan pemukiman di sekitar dataran
tinggi.
Hal ini
bertolak belakang dengan wisatawan mancanegara, walaupun banyak warga Indonesia
khususnya di Daerah Sumatera beranggapan negatif terhadap Mentawai dengan
daerahnya yang sebentar lagi akan tenggelam, namun Bagi Wisatawan Mancanegara
seperti Australia, Amerika, German dan Jepang Mentawai sangat eksotis . Dibuktikan
dengan kunjungan Wisman yang selalu ramai yang menurut Data Disbudparpora
Mentawai pada tahun 2015 jumlah Wisman yang berkunjung sekitar 3.500 dan 2016 meningkat menjadi
5.500. Jumlah vila dan resort yang dibangun semakin banyak di Mentawai.
Saat ini
banyak masyarakat di luar daerah Mentawai seperti daerah Sumbar dan Sumatera
yang belum memahami secara utuh bagaimana itu Budaya Mentawai. Bahkan sebagian
masyarakat ada yang mendiskreditkan suku dan budaya mentawai, hal ini sangat
disayangkan. Sebab keanekaragaman budaya di Indonesia harus kita lestarikan dan
saling menguatkan antar budaya. Sikap saling menghargai itu penting kita
tanamkan sejak dini. Bagi masyarakat yang sudah mengunjungi mentawai pasti
dijamin akan takjub dengan pesona alam dan budayanya.
Alam
Mentawai sangat subur, Produk unggulan pertanian didaerah ini adalah seperti
Cengkeh, Pala, Pinang dan Kopra. Begitu juga dengan hasil perikanan, berupa
ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dari segi pendidikan, pemerintah
telah gencar-gencarnya memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar.
Sehinga kelak 10 tahun kedepannya SDM mentawai sudah dapat bersaing dengan masyarakat lokal maupun internasional.
Dengan
persepsi Ancaman Gempa dan Tsuanmi ini akan sangat mempengaruhi destinasi
wisata baik Domestik maupun Mancanegara. Oleh sebab itu, saatnya semua elemen
masyarakat dan pemerintah turut ambil bagian untuk promosi budaya dan alam
mentawai.
Terkhusus bagi
Disbudparpora mentawai, supaya lebih
gencar mempromosikan budaya mentawai, dengan event atraksi budaya, penerapan
pelajaran muatan lokal budaya mentawai di sekolah.
Begitu juga
dengan para duta wisata mentawai, harus lebih aktif mempromosikan mentawai dari
segi budaya dan kekayaan alam di kancah nasional maupun intternasional. Dan
para duta wisata mentawai harus sudah memahami adat istiadat, icon unggulan
pariwisata dan kondisi geografis dari mentawai.
Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon