1 Oktober 2016

Legenda Keramat Danau Tihu di Pulau Wetar, Jelmaan Buaya Kepala Tujuh dan Pulau Ibu



Pulau Wetar merupakan salah satu pulau terluar yang menjadi beranda depan dan Nusa Penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jarak Pulau ini dengan ibu Kota Negara Timor Leste (Republica Democratica de Timor Leste) Dili, adalah sekira 23 mil laut. Butuh waktu 1,5 hingga 2 jam untuk menyeberang dengan alat transportasi tradisional ke negara bekas provinsi ke-27 RI itu. Bahkan Negara Timor Leste dapat kita lihat dari Pulau Wetar. Jika pada malam hari kita dapat melihat Lampu yang terang di berbagai kota Seperti Baucau di  Negara Timor Leste. 

Pulau Wetar sudah terkenal sampai ke mancanegara beberapa abad silam. Bahkan dari aspek geostrategis dan geopolitik global, pulau ini penghasil tambang emas dan tembaga. Bentangan alam yang luas berbentuk bukit yang Gersang, membuat pulau ini menjadi unik. Namun Tidak disangka, landscape pulau ini yang gersang menyimpan komoditas bahan tambang mineral. Oleh sebab itu tidak heran negara Australia sangat berminat membangun daerah tambang di pulau ini. Sampai saat ini masih beroperasi Perusahaan Tambang Tembaga yang dikelola Negara Australia.

Walaupun sebagian daerah berbatu yang gersang, di pulau ini juga banyak terdapat jenis kayu yang berkualitas, seperti kayu besi. Di Pulau wetar ini juga banyak terjadi praktek Illegal Loging, dan umumnya masyarakat menjual kayu ke negara Timor Leste. Transaksi bisnis kayu dengan negara ini sangat menjanjikan karena menggunakan mata uang dollar.

Pulau Wetar bukan hanya punya kelebihan dibidang Tambang dan Hutan. Ada hal lainnya yang menjadi “komoditas’’ yang unik dan menarik masuk para wisatawan domestik dan luar negeri ke Kabupaten Maluku Barat Daya. Yaitu Danau Tihu, ditengah danau ini terdapat pulau kecil yang dinamai pulau ibu, yang terletak di Tengah Pulau Wetar. Pulau ini merupakan pulau terbesar yang terdapat di Kabupaten Maluku Barat Daya.

Danau Tihu merupakan satu-satunya danau di pulau Wetar. Di Danau ini  kita bisa melihat kehidupan habitat satwa liar, umumnya buaya. Namun jika kita amati dari dekat, kita tidak menemukan berbagai jenis ikan-ikan kecil di danau ini. Bahkan menurut penuturan warga di danau ini hanya ada buaya, tetapi di hulu dan hilir danau baru kita bisa menemukan berbagai jenis ikan.

Dengan mengikuti Program SM-3T, maka saya ditempatkan di Desa Ilwaki Kecamatan Wetar. Minggu pertama mengajar di sekolah penulis sudah mendengar cerita dari anak-anak mengenai legenda Danau Tihu ini. Suatu pengalaman berharga karena dengan ditempatkan oleh pemerintah di desa ilwaki maka saya dapat kesempatan untuk berkunjung ke Danau ini. Danau yang penuh mistik, unik dan beda dengan danau yang lain pada umumnya.

 
Perjalanan menuju danau ini yaitu dengan menggunakan Mobil Toyota Strada, karena di Pulau Wetar ini ada proyek pembangunan Jalan Nasional menghubungkan Desa Ilwaki dengan Desa Lurang. Diperjalanan menuju pulau ini kita melewati berbagai tebing yang terjal, tandus, dan diselingi pepohonan. Aroma Keramat semakin melekat dihati penulis ketika diperjalanan melewati lembah yang dalam dan sunyi dari aktifitas manusia. 


Setelah sampai di danau tihu, kami dapat menikmati alam segar ditengah gersangnya perbukitan. Begitu indahnya danau ini, air danau yang biru, dan di bukit yang terjal terdapat air terjun mengalir ke danau. Dengan Kontur lahan yang terjal dan tandus ini ternyata menyimpan pesona danau yang indah. Pada perjalanan pertama ke danau ini kami tidak dapat menyentuh air danau tihu, karena jalan masih tahap perbaikan. Tetapi pada perjalanan kedua, dengan menompang Truk Perusahaan pembuat Jalan Nasional, kami dapat turun dekat danau dan menyentuh Danau Tihu ini. 

Panjang Danau Tihu sekira 3,6 km2 dan lebarnya yang bervariasi, karena landscape yang berliku-liku dan dipagari oleh tebing-tebing batu terjal. lebar tebing yang saru dengan yang lain bervariasi. Bahkan hingga lebar sampai 2 Kilometer

Selain memiliki keindahan alam yang eksotik, Danau Tihu juga menyimpan legenda tua yang sakral. Legenda Danau Tihu ini berawal dari keperkasaan raksasa di zaman dulu yang menguasai seluruh petuanan di Pulau Wetar. Meski kejam dan beringas, namun raksasa itu berhasil dikalahkan dua saudara kembar, Mamau dan Matereng. Karena Kedua penduduk lokal itu punya ilmu sakti. Oleh sebab itu, tak sulit bagi mereka untuk membunuh raksasa tersebut. Mamau dan Matereng acapkali berburu hewan di hutan belantara di sekitar Danau Tihu.

Ditengah Danau Tihu ini terdapat pulau, yang dinamai pulau ibu. Pulau ini oleh penduduk setempat disebut merupakan penjelmaan dari ibu Mamau dan Matereng. Ia menghilang saat lagi mencuci di pinggir danau. Ia hilang bersamaan dengan tempat sirih yang di dalamnya berisi biji buah asam jawa. Dari biji asam jawa itulah saat ini bisa kita jumpai dua pohon asam jawa yang tumbuh di pulau kecil di tengah Danau Tihu.

Penduduk setempat memercayai pohon asam jawa yang buahnya sangat manis ini tak akan mati (punah). Di sekitar danau ini juga ditemukan tombak dan bekas telapak kaki dua saudara kembar tadi. Dari kisah legenda tadi, hingga kini oleh penduduk Wetar mengapung kepercayaan bahwa di Danau Tihu masih berdiam buaya berkepala dua dan buaya berkepala tujuh sebagai jelmaan dua saudara kembar yang hilang misterius.

Cerita jelmaan buaya ini begitu misterius sekaligus menyeramkan sehingga pesona Danau Tihu belum sempat dinikmati sebagian besar penduduk Wetar, apalagi turis nusantara dan pelancong asing. Didanau nan indah ini kita tidak bisa menikmatinya seperti di danau lain, seperti naik sampan, mandi dan berenang. Hanya bisa menikmati dari jauh, dan semua orang takut akan keramatnya danau ini.
Dan jika kita mau melihat buaya, maka harus seijin dari tetua adat, para tetua adat ini lah yang dapat memanggil buaya di dalam danau ini. Bahkan konon katanya Buaya berkepala dua dan tujuh ini dapat dipanggil oleh tetua adat di daerrah ini. 

Jika berkunjung ke daerah ini, maka kita dapat menikmati keramahan penduduk setempat.Namun sayang legenda ini sudah hampir hilang ditengah masyarakat. Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga dan melestarikan budaya dan kearifan lokal di daerah ini. Sehingga tidak kehilangan jati diri sebagai masyarakat di Pulau Wetar. Dengan berlimpah bahan tambang, mirisnya masih banyak terdapat penduduk yang belum sejahtera dan hidup dibawah garis kemiskinan. 

 Dengan adanya Perusahaan Tambang di daerh ini, semoga dapat mengurangi kemiskinan dan dapat membantu putra putri Pulau Wetar untuk menikmati pendidikan yang lebih tinggi. Dengan letak Pulau Wetar di Beranda Depan Indonesia, maka mutlak harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat, saat ini sedang dibangun Jalan nasional dan Penerangan berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Diesel. Secara GeoStrategis dan Geopolitik Pulau ini diincar oleh negara luar untuk memanfaatkan hasil alamnya.

                                                                                               

1 komentar

Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon