Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan
pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak gelombang kedua pada 15
Februari 2017. Pilkada diikuti 101 daerah dari tingkat provinsi, kabupaten, dan
kota. Dari 76 kabupaten yang melaksanakan Pilkada 2017, Kabupaten Kepulauan
Mentawai masuk di dalamnya. Selain itu
Payakumbuh juga menggelar pilkada. Pemilihan Kepala Daerah Di Kabupaten Kepulauan
Mentawai 2017 diharapkan berjalan
demokratis, berkualitas, dan beradab. Pilkada bukan ajang untuk memecah belah
masyarakat dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), melainkan
mengadu gagasan untuk Mentawai yang lebih baik.
Menurut Hannah Arendt dalam pesta demokrasi “KEKUASAAN ada di tangan rakyat, tetapi rakyat
hanya memilikinya saat pemilu tiba. Setelahnya, kekuasaan itu sepenuhnya
berpindah tangan mereka yang memenangi pemilu.” [Hannah Arendt]. Setuju atau
tidak dengan pendapat Hannah Arendt, pada akhirnya politik dalam praktiknya
hanya dipandang sebagai urusan penyelenggaraan kekuasaan, dan demokrasi menjadi
sekedar urusan pelaksanaan pemilu. Hiruk pikuk pilkada mulai terdengar amat riuh
di 101 daerah yang menyelengarakan pesta demokrasi lokal secara serentak pada
Februari 2017 mendatang. Pasangan-pasangan bakal calon telah mendaftar dan
tinggal menunggu penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum.
Pasangan bakal calon akan bertarung
memperebutkan simpati dan suara pemilih. Cara-cara yang mereka tempuh tidak
boleh menyimpang dari koridor yang telah ditetapkan undang-undang dan KPU
selaku penyelenggara pemilu. Ada dua hal yang menjadi ancaman pilkada. Pertama,
berbagai hasutan termasuk yang mengungkit isu suku, agama, ras, dan
antargolongan atau SARA. Kedua, politik uang. Harus diakui keduanya telah
membudaya dan terus muncul di setiap perhelatan pemilu. Budaya yang menodai
kehidupan berdemokrasi.
Teka-teki Pilkada Mentawai akhirnya terjawab
sudah dengan menemukan 2 calon, yaitu Pasangan Yudas Sabaggalet-Kortanius
Sabeleake dengan partai pendukungnya yakni Partai PDI Perjuangan, Partai
Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra, PAN, PBB, PKS, dan Perindo.
Kemudian
Pasangan Rijel Samaloisa dan Binsar Saleleubaja dengan Partai Pendukung, Partai
Hanura, dan Partai Demokrat. Rijel samaloisa juga sudah mempersiapkan basis
pendukungnya seperti sahabat rijel yang sudah lama terbentuk.
Kedua Pasangan
Calon ini telah resmi mendaftar ke KPUD Mentawai dan sedang diverivikasi
berkasnya. Karena hanya ada dua calon yang bersaing, maka pilkada di Mentawai semakin menarik dalam persaingan merebut suara masyarakat
Jika kita kaji track record dari kedua calon
ini, sama-sama memiliki pengalaman dibidang Pemerintahan. Yudas Sabaggalet
(Incumbent) pernah menjabat wakil Bupati satu periode, dan Calon wakilnya
Kortanius Sabeleake merupakan Anggota DPRD Mentawai aktif sampai saat ini. Ditinjau
daria aspek Geografis Pak Yudas Sabaggalet Berasal dari Pulau Siberut dan Pak
Kortanius Sabeleake dari Pulau Pagai. Ada yang unik dalam penetapan pasangan
Yudas-Korta, Yudas Sabagalet berasal dari PDIP, sedangkan calon wakilnya Kortanius
Sabeleake dari Partai Golkar. Sebelumnya terjadi persaingan sengit dalam
memperebutkan kursi calon wakil pendamping Yudas Sabaggalet. Empat bakal calon
yang bersaing dan akhirnya Kortanius Sabeleake mendapatkan rekomendasi dari
Partai. Dalam hitungan politik, Partai Golkar sangat diuntungkan dalam
penetapan calon wakil ini, sebab jika pasangan ini menang dalam pilkada. Maka
periode berikutnya pak Kortanius dapat mempersiapkan kendaraannya dan sudah
dikenal publik.
Sementara Rijel Samaloisa juga merupakan Wakil
Bupati aktif sampai saat ini, beliau juga pernah menjadi Anggota DPRD Mentawai
dan Dosen di Perguruan tinggi. Sementara wakilnya Binsar Saleleubaja adalah
pegawai di Pemda Mentawai, pada pilkada sebelumnya Binsar Saleleubaja merupakan
calon Bupati Mentawai dan meraih suara kedua terbanyak. Sementara dari kajian
geografis Rijel Samaloisa berasal dari Pulau Sipora, sedangkan Binsar
Saleleubaja dari Pulau Pagai.
Sebelumnya ada satu bakal calon (balon) Bupati yang telah digadang-gadangkan
maju di pilkada Mentawai yaitu Pasangan Juniator Tulius dan Parlindungan,
tetapi tidak mendapatkan dukungan dari Partai politik. Juniator Tulius berasal
dari Pulau Siberut merupakan Doktor lulusan dari Leiden University, salah satu
putra terbaik Mentawai. Beliau Kembali ke tempat tugas awal di Singapura.
Mentawai merupakan daerah Kepulauan yang
tergolong daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan Tertinggal. Dengan kondisi
geografis yang jauh dari daratan Sumatera yaitu berhadapan langsung dengan
samudera Hindia. Sampai saat ini masalah klasik didaerah ini adalah
kertertinggalan dalam segi Sarana dan Prasarana. Walaupun saat ini pembangunan
sedang berjalan. Dengan tragedi Gempa dan tsunami mentawai, daerah ini telah
banyak mendapat perhatian dari pemerintah pusat, seperti pembangunan Hunian
Tetap (Huntap) bagi masyarakat yang korban. Begitu juga dengan LSM, yang turut
membantu daerah Kepulauan Mentawai.
Dalam ajang pilkada ini, saatnya para calon kepala
daerah bersaing merebut hati rakyat dengan beradu program unggulan bagaimana
memajukan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sehingga Mentawai tidak terlepas dari
darah tertinggal, masyarakat yang sejahtera.
Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon