28 September 2016

Usai Persaingan Merebut Kendaraan Politik di Pilkada Mentawai


Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak gelombang kedua pada 15 Februari 2017. Pilkada diikuti 101 daerah dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Dari 76 kabupaten yang melaksanakan Pilkada 2017, Kabupaten Kepulauan Mentawai masuk  di dalamnya. Selain itu Payakumbuh juga menggelar pilkada. Pemilihan Kepala Daerah Di Kabupaten Kepulauan Mentawai  2017 diharapkan berjalan demokratis, berkualitas, dan beradab. Pilkada bukan ajang untuk memecah belah masyarakat dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), melainkan mengadu gagasan untuk Mentawai yang lebih baik. 

Menurut Hannah Arendt dalam pesta demokrasi  “KEKUASAAN ada di tangan rakyat, tetapi rakyat hanya memilikinya saat pemilu tiba. Setelahnya, kekuasaan itu sepenuhnya berpindah tangan mereka yang memenangi pemilu.” [Hannah Arendt]. Setuju atau tidak dengan pendapat Hannah Arendt, pada akhirnya politik dalam praktiknya hanya dipandang sebagai urusan penyelenggaraan kekuasaan, dan demokrasi menjadi sekedar urusan pelaksanaan pemilu. Hiruk pikuk pilkada mulai terdengar amat riuh di 101 daerah yang menyelengarakan pesta demokrasi lokal secara serentak pada Februari 2017 mendatang. Pasangan-pasangan bakal calon telah mendaftar dan tinggal menunggu penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum. 

Pasangan bakal calon akan bertarung memperebutkan simpati dan suara pemilih. Cara-cara yang mereka tempuh tidak boleh menyimpang dari koridor yang telah ditetapkan undang-undang dan KPU selaku penyelenggara pemilu. Ada dua hal yang menjadi ancaman pilkada. Pertama, berbagai hasutan termasuk yang mengungkit isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA. Kedua, politik uang. Harus diakui keduanya telah membudaya dan terus muncul di setiap perhelatan pemilu. Budaya yang menodai kehidupan berdemokrasi. 

Teka-teki Pilkada Mentawai akhirnya terjawab sudah dengan menemukan 2 calon, yaitu Pasangan Yudas Sabaggalet-Kortanius Sabeleake dengan partai pendukungnya yakni Partai PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra, PAN, PBB, PKS, dan Perindo.

Kemudian Pasangan Rijel Samaloisa dan Binsar Saleleubaja dengan Partai Pendukung, Partai Hanura, dan Partai Demokrat. Rijel samaloisa juga sudah mempersiapkan basis pendukungnya seperti sahabat rijel yang sudah lama terbentuk.


 Kedua Pasangan Calon ini telah resmi mendaftar ke KPUD Mentawai dan sedang diverivikasi berkasnya.  Karena hanya ada dua calon yang bersaing, maka pilkada di Mentawai semakin menarik dalam persaingan merebut suara masyarakat

Jika kita kaji track record dari kedua calon ini, sama-sama memiliki pengalaman dibidang Pemerintahan. Yudas Sabaggalet (Incumbent) pernah menjabat wakil Bupati satu periode, dan Calon wakilnya Kortanius Sabeleake merupakan Anggota DPRD Mentawai aktif sampai saat ini. Ditinjau daria aspek Geografis Pak Yudas Sabaggalet Berasal dari Pulau Siberut dan Pak Kortanius Sabeleake dari Pulau Pagai. Ada yang unik dalam penetapan pasangan Yudas-Korta, Yudas Sabagalet berasal dari PDIP, sedangkan calon wakilnya Kortanius Sabeleake dari Partai Golkar. Sebelumnya terjadi persaingan sengit dalam memperebutkan kursi calon wakil pendamping Yudas Sabaggalet. Empat bakal calon yang bersaing dan akhirnya Kortanius Sabeleake mendapatkan rekomendasi dari Partai. Dalam hitungan politik, Partai Golkar sangat diuntungkan dalam penetapan calon wakil ini, sebab jika pasangan ini menang dalam pilkada. Maka periode berikutnya pak Kortanius dapat mempersiapkan kendaraannya dan sudah dikenal publik.
  
Sementara Rijel Samaloisa juga merupakan Wakil Bupati aktif sampai saat ini, beliau juga pernah menjadi Anggota DPRD Mentawai dan Dosen di Perguruan tinggi. Sementara wakilnya Binsar Saleleubaja adalah pegawai di Pemda Mentawai, pada pilkada sebelumnya Binsar Saleleubaja merupakan calon Bupati Mentawai dan meraih suara kedua terbanyak. Sementara dari kajian geografis Rijel Samaloisa berasal dari Pulau Sipora, sedangkan Binsar Saleleubaja dari Pulau Pagai. 

Sebelumnya ada satu bakal calon (balon) Bupati yang telah digadang-gadangkan maju di pilkada Mentawai yaitu Pasangan Juniator Tulius dan Parlindungan, tetapi tidak mendapatkan dukungan dari Partai politik. Juniator Tulius berasal dari Pulau Siberut merupakan Doktor lulusan dari Leiden University, salah satu putra terbaik Mentawai. Beliau Kembali ke tempat tugas awal di Singapura.  

Mentawai merupakan daerah Kepulauan yang tergolong daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan Tertinggal. Dengan kondisi geografis yang jauh dari daratan Sumatera yaitu berhadapan langsung dengan samudera Hindia. Sampai saat ini masalah klasik didaerah ini adalah kertertinggalan dalam segi Sarana dan Prasarana. Walaupun saat ini pembangunan sedang berjalan. Dengan tragedi Gempa dan tsunami mentawai, daerah ini telah banyak mendapat perhatian dari pemerintah pusat, seperti pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi masyarakat yang korban. Begitu juga dengan LSM, yang turut membantu daerah Kepulauan Mentawai. 

Dalam ajang pilkada ini, saatnya para calon kepala daerah bersaing merebut hati rakyat dengan beradu program unggulan bagaimana memajukan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sehingga Mentawai tidak terlepas dari darah tertinggal, masyarakat yang sejahtera.

Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon