28 September 2016

Usai Persaingan Merebut Kendaraan Politik di Pilkada Mentawai


Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak gelombang kedua pada 15 Februari 2017. Pilkada diikuti 101 daerah dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Dari 76 kabupaten yang melaksanakan Pilkada 2017, Kabupaten Kepulauan Mentawai masuk  di dalamnya. Selain itu Payakumbuh juga menggelar pilkada. Pemilihan Kepala Daerah Di Kabupaten Kepulauan Mentawai  2017 diharapkan berjalan demokratis, berkualitas, dan beradab. Pilkada bukan ajang untuk memecah belah masyarakat dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), melainkan mengadu gagasan untuk Mentawai yang lebih baik. 

Menurut Hannah Arendt dalam pesta demokrasi  “KEKUASAAN ada di tangan rakyat, tetapi rakyat hanya memilikinya saat pemilu tiba. Setelahnya, kekuasaan itu sepenuhnya berpindah tangan mereka yang memenangi pemilu.” [Hannah Arendt]. Setuju atau tidak dengan pendapat Hannah Arendt, pada akhirnya politik dalam praktiknya hanya dipandang sebagai urusan penyelenggaraan kekuasaan, dan demokrasi menjadi sekedar urusan pelaksanaan pemilu. Hiruk pikuk pilkada mulai terdengar amat riuh di 101 daerah yang menyelengarakan pesta demokrasi lokal secara serentak pada Februari 2017 mendatang. Pasangan-pasangan bakal calon telah mendaftar dan tinggal menunggu penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum. 

Pasangan bakal calon akan bertarung memperebutkan simpati dan suara pemilih. Cara-cara yang mereka tempuh tidak boleh menyimpang dari koridor yang telah ditetapkan undang-undang dan KPU selaku penyelenggara pemilu. Ada dua hal yang menjadi ancaman pilkada. Pertama, berbagai hasutan termasuk yang mengungkit isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA. Kedua, politik uang. Harus diakui keduanya telah membudaya dan terus muncul di setiap perhelatan pemilu. Budaya yang menodai kehidupan berdemokrasi. 

Teka-teki Pilkada Mentawai akhirnya terjawab sudah dengan menemukan 2 calon, yaitu Pasangan Yudas Sabaggalet-Kortanius Sabeleake dengan partai pendukungnya yakni Partai PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Gerindra, PAN, PBB, PKS, dan Perindo.

Kemudian Pasangan Rijel Samaloisa dan Binsar Saleleubaja dengan Partai Pendukung, Partai Hanura, dan Partai Demokrat. Rijel samaloisa juga sudah mempersiapkan basis pendukungnya seperti sahabat rijel yang sudah lama terbentuk.


 Kedua Pasangan Calon ini telah resmi mendaftar ke KPUD Mentawai dan sedang diverivikasi berkasnya.  Karena hanya ada dua calon yang bersaing, maka pilkada di Mentawai semakin menarik dalam persaingan merebut suara masyarakat

Jika kita kaji track record dari kedua calon ini, sama-sama memiliki pengalaman dibidang Pemerintahan. Yudas Sabaggalet (Incumbent) pernah menjabat wakil Bupati satu periode, dan Calon wakilnya Kortanius Sabeleake merupakan Anggota DPRD Mentawai aktif sampai saat ini. Ditinjau daria aspek Geografis Pak Yudas Sabaggalet Berasal dari Pulau Siberut dan Pak Kortanius Sabeleake dari Pulau Pagai. Ada yang unik dalam penetapan pasangan Yudas-Korta, Yudas Sabagalet berasal dari PDIP, sedangkan calon wakilnya Kortanius Sabeleake dari Partai Golkar. Sebelumnya terjadi persaingan sengit dalam memperebutkan kursi calon wakil pendamping Yudas Sabaggalet. Empat bakal calon yang bersaing dan akhirnya Kortanius Sabeleake mendapatkan rekomendasi dari Partai. Dalam hitungan politik, Partai Golkar sangat diuntungkan dalam penetapan calon wakil ini, sebab jika pasangan ini menang dalam pilkada. Maka periode berikutnya pak Kortanius dapat mempersiapkan kendaraannya dan sudah dikenal publik.
  
Sementara Rijel Samaloisa juga merupakan Wakil Bupati aktif sampai saat ini, beliau juga pernah menjadi Anggota DPRD Mentawai dan Dosen di Perguruan tinggi. Sementara wakilnya Binsar Saleleubaja adalah pegawai di Pemda Mentawai, pada pilkada sebelumnya Binsar Saleleubaja merupakan calon Bupati Mentawai dan meraih suara kedua terbanyak. Sementara dari kajian geografis Rijel Samaloisa berasal dari Pulau Sipora, sedangkan Binsar Saleleubaja dari Pulau Pagai. 

Sebelumnya ada satu bakal calon (balon) Bupati yang telah digadang-gadangkan maju di pilkada Mentawai yaitu Pasangan Juniator Tulius dan Parlindungan, tetapi tidak mendapatkan dukungan dari Partai politik. Juniator Tulius berasal dari Pulau Siberut merupakan Doktor lulusan dari Leiden University, salah satu putra terbaik Mentawai. Beliau Kembali ke tempat tugas awal di Singapura.  

Mentawai merupakan daerah Kepulauan yang tergolong daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan Tertinggal. Dengan kondisi geografis yang jauh dari daratan Sumatera yaitu berhadapan langsung dengan samudera Hindia. Sampai saat ini masalah klasik didaerah ini adalah kertertinggalan dalam segi Sarana dan Prasarana. Walaupun saat ini pembangunan sedang berjalan. Dengan tragedi Gempa dan tsunami mentawai, daerah ini telah banyak mendapat perhatian dari pemerintah pusat, seperti pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi masyarakat yang korban. Begitu juga dengan LSM, yang turut membantu daerah Kepulauan Mentawai. 

Dalam ajang pilkada ini, saatnya para calon kepala daerah bersaing merebut hati rakyat dengan beradu program unggulan bagaimana memajukan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sehingga Mentawai tidak terlepas dari darah tertinggal, masyarakat yang sejahtera.
Read More

Perpisahan Guru SM-3T dengan SMA N 1 Lurang


Program SM-3T adalah program Pemerintah Pusat untuk mengisi kekurangan Guru di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). Negara Indonesia yang merupakan Negara Kepulauan, maka masih banyak daerah pulau-pulau kecil berpenduduk membutuhkan tenaga pendidik. Sejak program ini dirilis oleh Risterdikti, sudah menghasilkan ribuan alumni. Sebaran Guru SM-3T Mulai dari Sabang sampai Merauke. Para guru SM3T akan dikirim ke daerah tertinggal selama setahun, dan mengajar di daerah tersebut. Para guru juga harus dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Satu hal yang menjadi tantangan di daerah 3T adalah kekurangan Sarana dan Prasarana. Baik itu telekomunikasi, Listrik, dan Transportasi. Begitu juga di Sekolah, Sekolah yang sederhana. Disekolah kita harus bisa mengajar dengan kreatif, bahkan memanfaatkan apa yang ada disekitar sebagai media pembelajaran. 

Perpisahan Guru SM3T di Desa Lurang, Pulau Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya sungguh mengharukan. Para Siswa/i merasa kehilangan gurunya yang mereka anggap sudah nyaman selama setahun. Para siswa banyak yang menangis dengan detik-detik keberangkatan guru SM-3T ke Padang. Bahkan siswa yang terkenal nakal di sekolah menangis dengan keberangkatan Guru SM3T. 

Satu kata yang sulit penulis lupakan dari para siswa adalah "Trimakasih Bapak Ibu Guru yang sudah mendidik kami walaupun kami sering Kepala Batu". Istilah kepala batu di daerah maluku berarti keras kepala, dan membangkang. Tetapi satu hal yang unik di daerah maluku adalah masyarakatnya yang ramah. Setiap pagi  jalan ke sekolah dan berpapasan dengan siswa atau orang tua, selalu menegur dengan sapaan " Selamat Pagi Pak Guru". Sapaan ini hanya sering kita jumpai di daerah maluku, Maluku Manise atau Tanah Maluku yang Ramah.

Diakhir kegiatan perpisahan, para guru SM3T menasehati dan memotivasi peserta didik supaya tetap rajin belajar. Menggapai cita-cita, agar kelak dapat menjadi orang yang sukses. Saat ini para guru SM3T sedang melanjutkan Kuliah Pendidikan Profesi Guru. Bahkan bagi yang sudah selesai PPG sedang mengikuti program Guru Garis Depan.


Read More

27 September 2016

Pesona " Gunung Kerbau " , Pulau Moa. Kabupaten Maluku Barat Daya

Pulau Moa Merupakan salah satu pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya. Dengan Ibukota di Tiakur, yang mekar dari Kabupaten Induk Maluku Tenggara Barat. Kota Tiakur berada di Pulau Moa. Kabupaten Maluku Barat Daya terdiri dari beberapa Pulau Besar, Seperti, Pulau Wetar, Romang, Kisar, Damer, Moa,Lakor, Leti, Mdona Hiera,dan Babar. Setiap Pulau ini memiliki keunikan dan potensi ekonomiyang berbeda. Salah satunya Pulau Moa, Secara Geografis Pulau moa merupakan daerah Sabana, dimana banyak terdapat padang rumput dan diselingi beberapa pohon. Di Pulau ini juga terdapat Gunung Kerbau, yaitu sebutan untuk Gunung raksasa di Moa.


Gunung Kerbau menjadi Kekayaan tersendiri baik dari sektor Peternakan maupun pertanian bagi masyarakat. Di sektor peternakan, warga dapat beternak Kerbau, Sapi dan kambing dengan baik. hal ini didukung oleh landscape Pulau Moa berupa daerah padang rumput. Tidak heran jika kita berkunjung ke Pulau Moa, beberapa warga menggembala kerbau ratusan hingga ribuan Ekor. Penggembala ini tidak mengikat ternaknya, tetapi dibiarkan lepas untuk mencari makan.

Sektor peternakan di Pulau Moa ini akan sangat membantu ekonomi masyarakat, apabila ternak ini dapat dipasarkan ke luar propinsi Maluku, seperti Makasar, Kupang hingga ke Pulau Jawa dan Sumatera harga jual ternak dapat menjadi naik. Selama ini banyak para pembeli datang ke Pulau Moa berasal Makasar. Menurut Keterangan warga, para  pembeli ternak banyak datang dari makasar sebelum hari raya Haji. Selain di Pulau Moa, ternak Sapi, Kerbau dan Kamibing juga banyak terdapat di Pulau Wetar dan Kisar. Pulau Wetar merupakan pulau terbesar di Maluku Barat Daya.

Program Kapal Tol Laut yang sedang digalakkan pemerintah sangat membantu perekonomian warga, Tol laut dapat mengangkut Sembako dari Jawa Ke Indonesia Bagian Timur. Sebaliknya Hasil ternak dapat dipadarkan ke Pulau Jawa dan Sumatera atau ternak dari Indonesia Timur Ke Indonesia barat. Selain sektor Peternakan, Pariwisata juga potensial dikembangkan di Pulau Moa, yaitu Gunung Kerbau yang memiliki daya tarik tersendiri. jika dipandang dari jauh, gunung kerbau bagaikan Texas dan California di Amerika Serikat. Dengan memandang hamparan padang rumput yang luas, kita dapat menikmati suasana alam yang begitu indah, dan serasa seperti di luar negeri.
 Berikut ini video kerbau yang sedang digembala di Pulau Moa.

Read More

TESTIMONI BAPAK TETUA ADAT DI DESA ILWAKI, WETAR MENGENAI GURU SM-3T

Program Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal Indonesia
Read More

26 September 2016

Buaya di Pulau Wetar

Buaya di Desa Ilwaki, Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya. Buaya ini tinggal dekat dengan pemukiman warga, dan Sekolah. Masyarakat setempat menyebut buaya ini dengan istilah "teteh". buaya memiliki mistis di daerah ini. jika ada orang salah dan berbuat tidak baik, maka buaya akan memangsa orang yang berbuat tidak baik tersebut.

Read More

Kisah Mistik di Pulau Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya

Mistik di Pulau Wetar   
Kabupaten Maluku Barat Daya, merupakan salah satu daerah sasaran Progam SM-3T, diman kabupaten ini berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste, Kabupaten ini berupa Kepulauan, yaitu ada pulau Wetar, Romang, Kisar, Moa, Lakor, Damer, dan Leti, Luang, Wetang dan Mdonahyera. Setiap pulau besar di Kabupaten ini punya keunikan masing-masing. Pulau Wetar pertama kali saya dengar sewaktu di Kota Kupang,  dimana setelah pembagian tugas program SM3T, antara LPTK UNP dengan UNY. Saya ditempatkan di SMA N 1 Wetar,  Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya. Disekolah ini ditempatkan 2 guru bantu SM3T yaitu saya dan Desmaiyanti, sama-sama dari LPTK UNP. Sebelumnya saya ikut program Sarjan Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal ini berkat informasi dari teman kampus, uniknya program ini juga mempersiapkan guru profesional dengan beasiswa pendidikan profesi guru. Program SM3T dari LPTK UNP daerah sasarannya adalah Kabupaten Maluku Barat Daya. 
 
Pertama sekali juga bagi saya secara pribadi untuk mengenali daerah Indonesia Bagian Timur. Setelah naik pesawat dari Bandara Internasional Minangkabau tujuan Bandara Eltari Kupang, sangat terasa perbedaan wilayahnya. Kami berangkat ke Kupang akhir bulan Agustus, dimana pada saat itu musim kemarau. Wilayah kupang yang sangat panas, dan saya amati banyak rumput yang mati karena  musim kemarau yang berkepanjangan. Setelah beberapa hari di kupang,  kami melakukan koordinasi dengan SM3T angkatan 3, dan setelah itu angkatan Ke-4 berangkat dari Kupang menuju Kab. Maluku Barat Daya. Ada satu kata yang tetap saya ingat dari rekan-rekan SM3T angkatan ke -3, mereka bilang kalau kita harus hati-hati di Pulau Wetar, karena disana ada istilah“Kamolang” Sebutan ini dikhususkan untuk penghuni Hutan yang kental dengan ilmu hitam. Konon katanya kamolang di pulau wetar sangat ditakuti warga. Sontak membuat was-was juga di dalam hati saya, begitu angkernya daerah sasaran SM3T yang saya dapat. Saya jadi penasaran campur takut karena dengar cereita teman-teman. Kalau kita kena pegang oleh Kamolang maka kita akan sakit dan tipis harapan untuk hidup. Saya masih tetap penasaran sampai tiba di lokasi penempatan.
Sesampai di pelabuhan Tenau, kami langsung pindahkan barang2 yang mau dibawa ke Maluku Barat Daya, Kami berlayar dengan KM Sabuk Nusantara 43, begitu jauh perjalanan yang kami lewati, mulai dari jalur naik pesawat dan berlayar. Sungguh perjalanan yang melelahkan tetapi juga menarik, karena melihat indahnya hamparan laut luas di sekitar Pelabuhan Tenau Kupang. Di Pelabuhan ini saya lihat banyak Kapal yang sibuk dengan aktifitas bongkar muat barang, baik dari Luar Negeri. Disertai dengan hamparan bentangan alam yang luas dan kering karena musim kemarau. Karena saya tau di perjalanan tidak ada sinyal, maka saya gunakan kesempatan menelfon keluarga sebelum Kapal Sabuk Nusantar 43 berlayar menuju Pulau Wetar. Storm kapal sudah bunyi tiga kali, itu tanda kapal mau lepas tali, dan kapal sudah mulai jalan, di perjalanan saya melihat begitu indah pulau-pulau. Dan   di kapal ini kami mulai berinteraksi dengan warga yang sama-sama berangkat. Setelah 1 malam berlayar, maka kami pertama kali sampai di daerah Lirang, disini ada 3 tenaga guru bantu SM3T yang ditempatkan, mereka bersiap turun ke sampan dengan bekal yang sudah dipersiapkan. Karena disana tidak ada dermaga, maka Kapal Sabuk Nusantara hanya berlabuh di lautan dengan menjatuhkan jangkar ke laut, kemudian sampan dan Kapal Motor Kecil yang datang dari Pulau Lirang merapat ke Kapal, selama 3 jam proses bongkar muat barang dan penumpang sudah selesai, dan sekitar pukul 15:30 Kapal mulai berangkat menuju Ilwaki.
Di perjalanan menuju Ilwaki maka saya bertemu dengan ibu yang kebetulan tinggal di Ilwaki, saya sapa, “ ibu tinggal di ilwaki ya? Ibu bilang iya, saya kemudian perkenalkan diri” oh iya ibu saya dari Padang mau ke Ilwaki juga, kami Guru bantu di Ilwaki,” wah ibu nya langsung tersenyum, dan dijawab “ iya pa guru, saya pung anak ada sekolah juga di SMA N 1 Ilwaki, saya jawab “ oh iya ibu berarti nanti kita bisa kenalan di Ilwaki ya ibu.” Kemudian apa yang saya takutkan cerita senior di Wetar, kembali diingatkan ibu tadi. Pesan ibu tadi adalah “ Pak Guru nanti di Ilwaki jangan jalan sendiri ya, karena bahaya, ada namanya Kamolang. Sontak saya terkejut, kemudian ibu bilang lagi, tapi pak guru kalau tujuan kita baik sena apa-apa, tegas ibu Billy. Saya jadi merasa lega karena dalam hati saya berkata bahwa kedatangan saya untuk tujuan baik. Selama  kurang lebih 4 jam berlayar kami sampai di Pelabuhan Ilwaki Wetar pada malam hari, karena di Ilwaki ada Pelabuhan maka kami bisa dengan mudah bawa barang ke Pelabuhan dengan dibantu rekan SM3T. Setelah menginjakkan kaki di pelabuhan Ilwaki, dalam hati kecil saya “ Saya telah sampai di Ilwaki daerah sasaran Sm3t”. Bersyukur kepada Tuhan karena telah sampai di tanah “Kalwedo. Kami disambut hangat oleh Kepala Sekolah SMP dan SMA Ilwaki. Mereka sangat ramah dan kepala sekolah kami panggilannya Pak Bakker. Kemudian pak Baker panggil siswa dengan khas logat Maluku “ hei Nyong, ose bawa ini tas bapak dan ibu guru ke rumah” dan siswa menjawab “ iya pa guru” saya melihat itu senang dan ada suasana baru yang beda. Pada malam itu saya lihat ada lampu dan jalan sudah di rabat beton. Saya tanya kepala sekolah, bahwa lampu listrik di sana ternyata tenaga Surya (PLTS) dan malam itu sangat indah. Setelah koordinasi dengan kepala sekolah kami berangkat menuju perumahan dinas SMA N 1 Ilwaki. Kami disambut dengan ramah oleh rekan2 guru di Ilwaki, dan setelah makan malam, kami langsung istirahat. Hari pertama ke sekolah kami kenalan dengan guru-guru sekolah. Dan mulai orientasi dengan siswa yang belajar dan istirahat, ada hal yang uni setelah kami di kantor sekolah, dimana saya pertama sekali lihat ada siswa yang ditampar oleh guru, saya terkejut, dalam hati saya berkata apakah di daerah ini sistem pendidikannya seperti ini. 
Hari-hari kami lalui di Ilwaki, Kecamatan Wetar, saya melihat bahwa sarana prasarana pendidikan disana beda jauh dengan di kota, baik itu mobiler dan buku pelajaran. Sedangkan ruangan belajar cukup memadai. Selama sebulan di sekolah ini, sangat gerah karena pada saat itu musim kemarau, dan setiap hari panas sedangkan rumput sudah pada kering. di kompleks perumahan ini kami harus timba air ke sumur yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. Kami bawa air dengan gerobak. Setelah air kami isi di bak toilet sekolah, baru kami bisa mandi dan mencuci. Setiap hari kami lalui dengan aktifitas seperti ini. Sangat tidak biasa dengan kebiasaan saya selama di Padang. Dalam prose ini saya kadang mengeluh, tetapi proses itu saya bisa lalui, dan saya hanya bersedih selama beberapa hari saja, dan yang buat saya sedih adalah tidak ada sinyal dan tidak ada komunikasi dengan keluarga. Tetapi syukur kepada Tuhan saya dapat melalui itu.
Setelah beberapa minggu aktif mengajar di SMA N 1 Ilwaki, saya sudah mulai memahami karakter siswa dan bakatnya. Dalam proses belajar saya terkejut, dimana anak-anak ada yang tertidur sewaktu belajar, dan minat belajar mereka sangat minim. Saya masuk di kelas X, XI, XII untuk pelajaran Geografi dan kelas XII Ekonomi. Dalam proses belajar anak-anak masih memiliki minat belajar yang rendah, tetapi ada sebagian yang sangat tertarik untuk belajar. Dalam proses belajar saya selalu motivasi siswa untuk belajar, baik untuk masa depan keluarga dan daerahnya. Peserta didik antusias mendengarkan arahan saya tentang bagimana meraih cita2 yang lebih baik. Peserta didik di SMA N 1 Ilwaki sangat beda postur tubuhnya dengan yang selam ini saya jumpai di Padang, Di Ilwaki siswa/i nya tinggi2 dan agak hitam manis, tetapi mereka sangat menghormati gurunya. Sapaan khas mereka yang unik yaitu “ Selamat Pagi pak Guru”. Sangat ramah, sesuai dengan istilah di Maluku, yaitu “ Ambon Manise” yaitu Ambon Yang Ramah. Pengalama ini hanya saya jumpai di Maluku. 
Pada saat belajar, saya amati anak-anak begitu antusias mendengarkan arahan saya. Dan sesekali siswa hanya lihat kerak-gerik saya. Rekan guru juga ramah-ramah, guru di sekolah ini bekerja dengan keterbatasan yang ada, disekolah buku pegangan guru sangat terbatas, begitu juga buku pegangan siswa. Kondisi ini menuntut kami para guru lebih kreatif untuk menyiapkan materi. Tetapi ada juga sebagian guru yang saya lihat malas, ada guru yang menjalankan tugas tidak dengan hati nuraninya. Dan dalam hati saya berkata “ tega sekali guru yang sudah sertifikasi tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik, dan guru tersebut hanya datang ke sekolah duduk di kantor” pengalaman itu saya saksikan sendiri di sekolah ini. Saya juga heran dengan sekolah ini, dimana tidak ada buku yang ada di perpustakaan jadi minat belajar siswa sangat rendah. Dan jika istirahat siswa hanya main di lapangan, padahal dalam laporan dana BOS saya lihat ada pengadaan buku bacaan, tidak ada niat menjelek-jelekan sekolah tapi saya ceritakan apa adanya. Anak-anak sekolah di Ilwaki sebenarnya punya baka dan kreatifitas yang luar biasa, tetapi karena pergaulan dan keterbatasan sarana dan prasarana di Sekolah turut mempengaruhi minat siswa. Ditengah keterbatasan sarana prasarana ini saya hanya ambil hikmahnya saja. Menikmati proses belajar, dan tekad saya memberikan contoh dalam bersikap kepada rekan guru dan siswa. Siswa-siswi sangat ramah, dan hormat kepada guru baik di sekolah maupun di lingkungan bermasyarakat. Pengalaman ini sangat menyejukkan hati saya ditengah panasnya alam pada saat musim kemarau. Saya sangat bangga dengan siswa-siswi disana, dimana mereka sepulang sekolah bantu orangtua ke kebun dan setiap hari dorong air pake gerobak dengan medan jalan yang curam. Tetapi mereka tidak mengeluh dan sangat menikmati aktifitas ini. 
Pemerintah Pusat telah menganggarkan perbaikan infrastruktur jalan, dan sekarang lagi dibangun jalan lintas antara kecamatan Wetar dengan Wetar Utara, jalan ini juga menghubungkan desa Ilwaki dan Desa Lurang, dengan perbaikan jalan ini maka warga juga dapat tamasya ke Danau Tihu, danau ini sangat indah, terletak ditengah Pulau Wetar. Dan uniknya di danau Tihu ini tidak ada kita temui ikan kecil dan berbagai spesies ikan besar lainnya. Tetapi ikan hanya kita temui di sekitar aliran sungai menuju danau. Saya menyaksikan hal tersebut, dan warga juga berpendapat seperti itu. Menurut warga, kita dapat melihat buaya di danau Tihu ribuan ekor, dengan bantuan pawang buaya, pawang buaya di danau tihu ini adalah tetua adat di Pulau Wetar. Satwa unik di Pulau Wetar ini adalah Buaya didaerh rawa, dan Kuskus. Menurut cerita warga, ada beberapa korban dimangsa Buaya di daerah ini, yaitu sewaktu cari kangkung di rawa, tetapi buaya yang pemangsa tersebut dapat dipanggil oleh tetua adat dan dibunuh. Begitu juga dengan ternak warga, seperti ayam, kambing, kerbau dan babi ada juga yang di makan oleh buaya.
Bicara mengenai pembangunan, di Pulau Wetar umumnya, pemerintah pusat sudah mulai perhatikan. Dimana berbagai proyek infrastruktur jalan dan jembatan sudah dikerjakan dan bahkan hampir rampung dan sumber dananya saya lihat langsung dari APBN. Jika menurut penuturan tetua adat di Ilwaki, 10 tahun yang lalu, Pulau Wetar adalah sebutan untuk Pulau yang tertinggal, karena akses ke Pulau ini yang terbatas, hanya dilalui jalur laut saja. Di desa ilwaki, sudah ada PLTS, dan dermaga, hal ini sudah cukup maju dibandingkan daerah lainnya di Pulau Wetar. Bahkan Tower Telkomsel telah dibangun, dan semoga dalam waktu dekat dapat beroperasi dengan baik. Jika malam hari di Desa Ilwaki, kita dapat melihat pemandangan dan terang di salah satu Kota Negara Timor Leste, yaitu Baucau. Sungguh indah panorama di Pulau wetar, karena Pulau terluar punya daya tarik tersendiri.
Masyarakat sangat menerima keberadaan kami di desa ini, kami sering dapat rejeki dari masyarakat di kampung ini, baik ikan, sayuran dan buah-buahan. Masyarakat di daerah Kabupaten  Maluku  Barat Daya ini punya keunikan dimana didaerah ini ada minuman berupa arak yang disebut dengan SOFI, minuman ini hasil sulingan dari nira dari pohon Koli. Sofi adalah bagian dari adat istiadat masyarakat di daerah ini. Kebetulan kepala sekolah saya adalah peminum sofi, maka saya juga minum sofi. Budaya minum sofi di daerah ini dilakukan setiap hari, bahkan anak muda sekali minum sofi dapat mempererat jiwa persaudaraan. Tradisi lainnya adalah setiap ada pesta atau sukuran, maka sebelum makan masyarakat terlebih dulu minum sofi, baru makan. Suatu saat dalam kunjungan bupati Kabupaten Maluku Barat Daya, Bapak Barnabas Orno, saya dengan rekan saya Desmaiyanti berdiskusi dengan bapak bupati, bapaknya sangat ramah dan memiliki wawasan yang luas.  Ternyata di Pulau Wetar ada musim madu, suatu saat ditemani para siswa saya denga siswa dan rekan guru panen madu di hutan, nama siswa kami adalah ronal, ronal ditemani oleh temannya. Maka saya lihat ronal panen madu dengan baik, dia memanjat dengan pohon yang tinggi. Setelah dipanen maka saya coba makan madu asli dari MBD,dan rasanya enak dan wangi, sewaktu pulang ke Padang siswa masing-masing kasih madu sama kami. Sungguh suatu kesan yang susah di lupakan.
Secara Geologi Pulau Wetar adalah wilayah yang memiliki mineral tambang yang berlimpah, di Pulau Wetar ada tambang Tembaga, yaitu di desa Lurang. Perusahaan tersebut adalah PT. Batutua Tembaga Raya dan PT. Batutua Kharisma Permai. Sebelumnya di tempat yang sama ada juga perusahaan Emas, tetapi masa operasionalnya sudah selesai. Kehadiran perusahaan ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar, baik serapan tenaga kerja dan beasiswa pendidikan. Selain itu berdasarkan survei Tim Penyelidikan Panas Bumi dan Sumber Daya Geologi  Robertus S.L.S, Herry S, Andri Eko A. W.  Pulau Wetar mempunyai 4 (empat) daerah panas bumi, yaitu : Karbubu, Warmong, Esulit dan Lurang. Daerah ini sangat potensial untuk Sumber Energi Kedepannya.

Pulau Wetar adalah daerah terluar Indonesia, dimana daerah ini berbatasan dengan Negara Timor Leste, dengan dipishkan oleh lautan. Kadang-kadang ada warga Timor Leste yang beli ternak warga di Ilwaki Wetar. Warga Timor Leste sangat fasih bahasa Ilwaki, bahkan ada diantara mereka yang masih memiliki hubungan kekeluargaan walaupun dipisahkan oleh warga negara. Dengan posisi sebagai daerah terluar dan berbatasan dengan Timor Leste, ternyata ada juga pos penjaga Perbatasan di daerah ini yaitu BKO, Pos PAMRAHWAN oleh YON ARMED 13 KOSTRAD. Sebenarnya di kecamatan ini juga sudah ada Polsek, dan Koramil. Kami rekan SM3T ditempatkan hampir bersamaan dengan KOSTRAD dari Bogor. Pertama kali saya ketemu dengan anggota TNI yaitu bang Azis dan Fathur, kami berpapasan di jalan dan mereka langsung menegur saya. Kemudian saya dengar ada anggota KOSTRAD yang orang suku Batak, saya langsung datang dan kenalan di markas KOSTRAD penjaga perbatasan tersebut.
Setelah kenalan dengan anggota KOSTRAD saya dihampiri oleh Komandan Pleton di Ilwaki, namanya Letda Mochamad Feri Rizaldi, dia sangat ramah saya melihat bahwa jiwa patriotisme dan Jiwa Korsa sangat melekat di dalam kepribadiannya. Ditengah keterbatasa sarana dan prasarana di Pos BKO ini mereka juga menjalani tugas dengan baik. Setiap hari   sehabis aktifitas sekolah saya datang main-main ke Pos BKO, di pos ini saya terhibur karena rekan TNI ini juga kebanyakan masih Sebaya saya. Kami kadang bersenda gurau di dapur dan di ruang tamu BKO. Hal yang menarik adalah main catur dengan Danton Feri, dan rekan yang lain. Bahkan BKO juga ajak saya supaya tinggal di BKO, tetapi karena Kepala Sekolah tidak mengijinkan maka saya tetap di perumahan guru.
Pengalaman unik adalah ketika saya dapat kesempatan untuk patroli di daerah pulau Wetar, maka saya melihat bagaiman masyarakat yang ada di sekitar desa ilwaki, yaitu desa Iputih, desa Hiay, Masapun dan Mahuan. Kedatangan kami ke desa tersebut disambut oleh masyarakat dengan antusias, selama 3 hari kami tinggal di rumah warga. Bergaul denga TNI ini sangat berkesan, karena banyak dapat pengalaman, dimana saya memiliki jiwa Patriotisme dan Nasionalisme yang tinggi. Ternyata TNI ramah-ramah dan sangat bermasyarakat dengan baik. Setiap kami ke Kota Kupang maka saya gabung dengan TNI, di Kupang kami sama-sama belanja.
 
Setiap hari di Posko BKO kami pasang jaring bersama, dengan menggunakan sampan kami pasang dekat pos BKO. Teman saya yang sering pasang jaring adalah bang Zeprin dan Azis. Mereka sangat lihai pasang jaring di pantai. Setelah itu pagi-pagi betul kami lihat jaring, dan banyak dapat ikan. Kami makan bersama di dapur dengan para TNI, sungguh pengalaman yang sangat berharga. Kami bagaikan saudara di desa tersebut. Kadang saya juga tidur di Pos BKO. Setelah 6 bulan tugas di posko Ilwaki, BKO KOSTRAD kembali ke kesatuannya. Maka tepat pada bulan Februari sudah kembali ke kesatuannya. Sewaktu perpisahan kami salaman di Dermaga Ilwaki dan saya dapat kenang-kenangan dengan Danton Fery, sungguh pengalaman yang indah.
Hari-hari di Desa Ilwaki kami lalui selama satu tahun tidak terasa. Maka setelah selesai masa tugas kami mengadakan perpisahan dengan SMA N 1 Ilwaki, siswa-siswi sangat sedih dan merasa kehilangan kami. Begitu juga guru yang ada disana sangat merasa kehilangan kami. Dan kami diantar oleh merek ke dermaga dengan tangisan perpisahan. Kenangan berharga sangat banyak saya alami di Kabupaten maluku Barat Daya, baik Masyarakat, Peserta Didik dan TNI-Polri. Saya sangat bersyukur mengikuti program SM-3T ini.
Read More