25 Oktober 2016

Om Cemu, Pemanah Ikan Handal Dari Ilwaki Maluku Barat Daya

Pengalaman satu tahun di Kabupaten Maluku Barat Daya, membuat banyak kisah yang sulit untuk dilupakan. Adalah tetangga disamping rumah, yang sangat ramah biasaynya saya dipanggil “Bang Leo”. Bapak Cemu, itulah sosok orang tua yang gigih dan memiliki keahlian khusus dalam memanah ikan. Cerita ini saya tulis seketika melihat foto kenangan selama di tempat mengabdi SM-3T. 
Makan siang di pantai, bersama (dari kiri: bang yanto, pak lela, pak cemu dan ibu yanto)
Katanya bapak Cemu ini sudah terbiasa memanah ikan dari waktu kecil selama di pulau Kisar, tanah kelahiran asli bapak cemu. Waktu itu cari ikan susah karena musim badai, sehinggan muncul ide dari bapak cemu untuk memanah ikan. Kebetulan waktu itu hari libur, sehingga saya bisa ikut pak cemu. Lokasi memanah ikan sekitar 2 km dari rumah, saya, bapak cemu, ibu yanto, pak lela dan bang yanto anak dari bapk cemu pergi ke lokasi tempat panah ikan dengan jalan kaki . Bekal makan siang sudah disiapkan oleh ibu yanto, beserta sambal khas dari Maluku “Colo-Colo” yang rasanya wahhh. 

Bentuk Panah ikan bapak cemu ini sangat unik, terbuat dari bahan sederhana. Karetnya khusus dari ban pesawat, panahnya dari besi biasa yang di rancang khusus. Begitu juga dengan kacamata untuk menyelam, terbuat dari kayu yang dirancang sendiri oleh pak cemu. Biasanya warga di Maluku ini terkenal dengan keahlian memanah ikan. 

Pak cemu dengan bang yanto akan menyelam, sehingga saya dan pak lela hanya menunggu hasil tangkapan di pantai saja.sedangkan ibu yanto sibuk dengan kegiatan mencari batu merah, jenis batu yang dibuat bahan baku asbes. Batu merah ini bernilai ekonomis di desa ini, karena akan ada pengepul yang siap membeli batu merah ini. Saya amati pak cemu begitu lihai dalam menyelam dan begitu lama di dasar laut. Sesekali pak cemu kelihatan muncul ke permukaan untuk tarik nafas. Kadang disertai ikan yang sudah kena panah. Jika ikan sudah dapat beberapa ekor, maka giliran saya yang mengumpulkan hasilnya. 

Bapak ini sudah biasa menyelam selama 5 menit di dasar laut, hal itu dilakukan menungu ikan yang muncul dan seketika muncul langsung dipanah. Jenis ikan hasil tangkapan pak cemu beragam, mulai dari ikan karang, penyu, udang dan kepiting. Setelah selesai menangkap ikan, maka giliran makan siang di pinggir pantai. Ikan segar langsung dibakar di pantai, dan saya coba bakar lobster besar hasil tangkapan bapak cemu, wah warnanya saja sudah menggoda. Setelah memanah ikan kemudian kami melihat jejak penyu, dan pak cemu langsung tau tempat bertelurnya hanya dengan menusuk pasir pake kayu. Akhirnya ketemu juga telur penyunya, wah pak cemu ini ahli sekali. 
Dapat telur penyu di pantai Ilwaki
Kami makan bersama di pantai dengan lahapnya. Suasana inilah yang susah saya lupakan saat ini semenjak menikuti Pendidikan Profesi Guru di Padang. Sewktu perpisahan, saya terahir ketemu dengan pak cemu di Pelabuhan. Terlihat jelas wajah pak cemu yang bersemangat. Bapa cemu hanya bilan sama saya, “Pak Guru mau kemana? Kembali lagi ke sumatera ya? Saya jawab, iya pak cemu. Dan seketika itu pak cemu bilang, “Kasihan eeee, pak guru kembali lagi ke sumatera”. Dan seketika itu juga saya pamit dan langsung naik ke kapal. 

Sungguh indah kenangan di Desa Ilwaki, pengalaman yang mewarnai kisah petualangan saya di daerah terluar Indonesia Bumi Kalwedo, Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon