18 Agustus 2018

Potret Kesenjangan Ekonomi Di Relokasi Huntap Desa Malakopa

Desa Malakopa merupakan salah satu desa yang mendapat program bantua Hunian Tetap (huntap) pasca gempa dan Tsunami di Mentawai Pada Tahun 2010 silam. Jika kita flash back fenomena alam ini telah menyebabkan banyak korban jiwa, karena pemukiman para warga berada dibibir pantai.
Dengan resiko hunian dibibir pantai Pulau Pagai Selatan, Maka Pemerintah Merelokasi Hunian Tetap di Berbagai titik yang Jauh dari Pantai.
Pertemuan Kelompok KPM Program Keluarga Harapan di Dusun Muntei Kecil Desa Malakopa
 Relokasi Hunian bagi masyarakat di Desa Malakopa ini mulai dari Hunian Sementara (Huntara) dan Hunian Tetap (Huntap). Saat ini Hunian Tetap telah di bangun jauh dari bibir pantai. Sehingga Masyarakat akan aman dari ancama Tsunami. Tapi apakah masalah setelah hunian tetap ini dibangun masih ada? Ya malah mendatangkan masalah baru dan bisa disebut Tsunami Kesenjangan Ekonomi.
Sebut saja di Dusun Muntei, Desa Malakopa. Saat ini di daerah ini telah terjadi kesenjangan ekonomi, pendapatan yang tidak menentu, bahkan harga jual Produk pertanian yang rendah akibat jalan dan infrastruktur yang kurang memadai.
Foto Bersama Anak KPM yang Menurut Kader Posyandu Berat Badan Tidak Bertambah (Indikasi Stunting)
Kesenjangan ekonomi ini tidak hanya di desa Malakopa, tetapi di desa lain Lokasi Hunian tetap.
Saya selaku Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan, Kementerian sosial sudah secara langsung mengamati bagaimana ekonomi masyarakat. Program ini terbukti mengurangi Stunting dan Kemiskinan menurut data BPS. Tetapi tidak semua Keluarga mendapat program ini, tergantung SK Dirjen.Jamsoskel dan Sumber Data Dari BDT (Berbasis Data Terpadu). Contoh daerah huntap di desa ini yang ekonomi masyarakatnya macet adalah Dusun Muntei kecil dan besar, Dusun Sabbiret. Eruparaboat, Dan Purourougat. Syukur ada beberapa Keluarga Sangat Miskin penerima Program PKH sedikit terbantu dengan dana Program ini. Jika kita amati dalam kehidupan sehari-hari maka banyak penduduk yang jarang kita jumpai di lokasi huntap, karena kehidupan mereka sesungguhnya ada di kampung lama. Sementara butuh waktu lama menuju kampung lama, karena akses yang susah. Sementara di kampung baru Huntap masyarakat harus menyesuaikan diri. Sementara tidak sedikit yang kerja di Kebun sawit luar Mentawai, seperti ke pesisir selatan.

Dari segi pertanian misalnya produk pisang super yang digalakkan masyarakat dengan bantuan dari NGO tetap juga tidak berpengaruh. Hal ini disebabkan harga pisang yang semakin rendah. Para agen pisang super hanya berani menampung pisang dengan harga murah. Misalnya harga pisang super besar hanya berani dibeli agen sekitar 25 ribu rupiah. Hal ini disebabkan biaya angkut dan jalan masih rusak, sehingga agen hanya satu, dan jika agen terbatas maka kesempatan ini dapat digunakan sebagai mendekati tengkulak, karena harga pisang super yang tidak seimbang.

Hal yang mengejutkan saya selaku pendamping adalah, ketika transaksi jual penjualan pisang berlangsung, seorang kakek mengeluh kepada saya. Keluhaan yang datang dari lubuk hati paling dalam dan penuh dengan rasa pesimis.Kakek ini menyatakan bahwa sejak direlokasi pemerintah, kehidupan masyarakat tetap melorot. Bahkan yang dulunya lahan pertanian diberikan disekitar lokasi huntap, kenyataannya masih banyak lahan itu yang digarap oleh pemilik suku tanah itu sendiri. Akhirnya para warga di huntap ini hanya berharap dapat memperbaiki ekonomi dari ladang lain bahkan sektor kelautan dengan kembali ke kampung lama. Kondisi ekonomi yang macet tidak hanya di Dusun Muntei, bahkan di Sabbiret, EruParaboat dan Purorougat tetap sama. Kondisi ekonomi menjadi masalah klasih utama di daerah hunian Tetap ini.
Pemerintah sudah merelokasi tetapi tetap kebutuhan ekonomi masyarakat tidak bisa serta merta dipulihkan di Lokasi Pemukiman yang baru. Dan harus ada dampingan dan program pemulihan ekonomi.

Sementara Saat ini ribuan Korban Tsunami masih hidup ditengah hutan Produksi. Sehingga untuk menggarap masih ragu, belum lagi rumah masyarakat yang belum punya sertifikat.
Mau tidak mau Pemerintah Pusat dan Daerah hurus cepat bersinergi, supaya pemulihan Ekonomi di Lokasi Huntap ini segera teratasi. Karena Pemerintah sudah merancang hunian tetap di titik yang jauh dari tempat bercocok tanan yakni di kampung lama. Sangat miris kita menyaksikan masyarakat jalan kaki 6 KM ke kampung lama hanya untuk mencari hidup. Karena kehidupan masyarakat di huntap ini tidak ada, malah yang bisa dipanen adalah hasil kebun di kampung lama. Oleh sebab itu bagaimana Pemerintah menanggulangi pemulihan ekonomi dan Kehidupan masyarakat di huntap layak, dengan mempermudah akses ke kampung lama. Jika kondisi ekonomi terus seperti ini maka akan merembes ke masalah sosial lain seperti Kesehatan dan Pendidikan. Apalagi masalah Stunting yang akan lebih condong jika ekonomi masyarakat kurang baik.

Dengan kondisi ekonomi saat ini direlokasi huntap, maka banyak kita amati masyarakat yang balita kurang penuh gizi, ibu hamil kurang gizi, dan para anak sekolah harus jalan kaki sebagian dengan jauh jarak tempuh. Dengan Moment Kemerdekaan indonesia Ke 73 ini semoga masyarakat dapat merubah pola hidup dan menunaikan kewajiban denngan baik. Mestinya harus ada program pemulihan ekonomi dan Infrastruktur yang pembangunannya dipercepat dan berkelanjutan sehingga  sangat dibutuhkan Sinergi dari berbagai pihak.


Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon