Mistik di Pulau Wetar
Kabupaten
Maluku Barat Daya, merupakan salah satu daerah sasaran Progam SM-3T, diman
kabupaten ini berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste, Kabupaten ini
berupa Kepulauan, yaitu ada pulau Wetar, Romang, Kisar, Moa, Lakor, Damer, dan
Leti, Luang, Wetang dan Mdonahyera. Setiap pulau besar di Kabupaten ini punya
keunikan masing-masing. Pulau Wetar pertama kali saya dengar sewaktu di Kota
Kupang, dimana setelah pembagian tugas
program SM3T, antara LPTK UNP dengan UNY. Saya ditempatkan di SMA N 1
Wetar, Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku
Barat Daya. Disekolah ini ditempatkan 2 guru bantu SM3T yaitu saya dan
Desmaiyanti, sama-sama dari LPTK UNP. Sebelumnya saya ikut program Sarjan
Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal ini berkat informasi dari
teman kampus, uniknya program ini juga mempersiapkan guru profesional dengan
beasiswa pendidikan profesi guru. Program SM3T dari LPTK UNP daerah sasarannya
adalah Kabupaten Maluku Barat Daya.
Pertama
sekali juga bagi saya secara pribadi untuk mengenali daerah Indonesia Bagian
Timur. Setelah naik pesawat dari Bandara Internasional Minangkabau tujuan
Bandara Eltari Kupang, sangat terasa perbedaan wilayahnya. Kami berangkat ke
Kupang akhir bulan Agustus, dimana pada saat itu musim kemarau. Wilayah kupang
yang sangat panas, dan saya amati banyak rumput yang mati karena musim kemarau yang berkepanjangan. Setelah
beberapa hari di kupang, kami melakukan
koordinasi dengan SM3T angkatan 3, dan setelah itu angkatan Ke-4 berangkat dari
Kupang menuju Kab. Maluku Barat Daya. Ada satu kata yang tetap saya ingat dari
rekan-rekan SM3T angkatan ke -3, mereka bilang kalau kita harus hati-hati di
Pulau Wetar, karena disana ada istilah“Kamolang” Sebutan ini dikhususkan untuk
penghuni Hutan yang kental dengan ilmu hitam. Konon katanya kamolang di pulau
wetar sangat ditakuti warga. Sontak membuat was-was juga di dalam hati saya,
begitu angkernya daerah sasaran SM3T yang saya dapat. Saya jadi penasaran
campur takut karena dengar cereita teman-teman. Kalau kita kena pegang oleh Kamolang
maka kita akan sakit dan tipis harapan untuk hidup. Saya masih tetap penasaran
sampai tiba di lokasi penempatan.
Sesampai
di pelabuhan Tenau, kami langsung pindahkan barang2 yang mau dibawa ke Maluku
Barat Daya, Kami berlayar dengan KM Sabuk Nusantara 43, begitu jauh perjalanan
yang kami lewati, mulai dari jalur naik pesawat dan berlayar. Sungguh
perjalanan yang melelahkan tetapi juga menarik, karena melihat indahnya
hamparan laut luas di sekitar Pelabuhan Tenau Kupang. Di Pelabuhan ini saya
lihat banyak Kapal yang sibuk dengan aktifitas bongkar muat barang, baik dari
Luar Negeri. Disertai dengan hamparan bentangan alam yang luas dan kering
karena musim kemarau. Karena saya tau di perjalanan tidak ada sinyal, maka saya
gunakan kesempatan menelfon keluarga sebelum Kapal Sabuk Nusantar 43 berlayar
menuju Pulau Wetar. Storm kapal sudah bunyi tiga kali, itu tanda kapal mau
lepas tali, dan kapal sudah mulai jalan, di perjalanan saya melihat begitu
indah pulau-pulau. Dan di kapal ini
kami mulai berinteraksi dengan warga yang sama-sama berangkat. Setelah 1 malam
berlayar, maka kami pertama kali sampai di daerah Lirang, disini ada 3 tenaga
guru bantu SM3T yang ditempatkan, mereka bersiap turun ke sampan dengan bekal
yang sudah dipersiapkan. Karena disana tidak ada dermaga, maka Kapal Sabuk
Nusantara hanya berlabuh di lautan dengan menjatuhkan jangkar ke laut, kemudian
sampan dan Kapal Motor Kecil yang datang dari Pulau Lirang merapat ke Kapal, selama
3 jam proses bongkar muat barang dan penumpang sudah selesai, dan sekitar pukul
15:30 Kapal mulai berangkat menuju Ilwaki.
Di
perjalanan menuju Ilwaki maka saya bertemu dengan ibu yang kebetulan tinggal di
Ilwaki, saya sapa, “ ibu tinggal di ilwaki ya? Ibu bilang iya, saya kemudian
perkenalkan diri” oh iya ibu saya dari Padang mau ke Ilwaki juga, kami Guru
bantu di Ilwaki,” wah ibu nya langsung tersenyum, dan dijawab “ iya pa guru,
saya pung anak ada sekolah juga di SMA N 1 Ilwaki, saya jawab “ oh iya ibu
berarti nanti kita bisa kenalan di Ilwaki ya ibu.” Kemudian apa yang saya
takutkan cerita senior di Wetar, kembali diingatkan ibu tadi. Pesan ibu tadi
adalah “ Pak Guru nanti di Ilwaki jangan jalan sendiri ya, karena bahaya, ada
namanya Kamolang. Sontak saya terkejut, kemudian ibu bilang lagi, tapi pak guru
kalau tujuan kita baik sena apa-apa, tegas ibu Billy. Saya jadi merasa lega
karena dalam hati saya berkata bahwa kedatangan saya untuk tujuan baik. Selama kurang lebih 4 jam berlayar kami sampai di
Pelabuhan Ilwaki Wetar pada malam hari, karena di Ilwaki ada Pelabuhan maka
kami bisa dengan mudah bawa barang ke Pelabuhan dengan dibantu rekan SM3T.
Setelah menginjakkan kaki di pelabuhan Ilwaki, dalam hati kecil saya “ Saya
telah sampai di Ilwaki daerah sasaran Sm3t”. Bersyukur kepada Tuhan karena
telah sampai di tanah “Kalwedo. Kami disambut hangat oleh Kepala Sekolah SMP
dan SMA Ilwaki. Mereka sangat ramah dan kepala sekolah kami panggilannya Pak
Bakker. Kemudian pak Baker panggil siswa dengan khas logat Maluku “ hei Nyong,
ose bawa ini tas bapak dan ibu guru ke rumah” dan siswa menjawab “ iya pa guru”
saya melihat itu senang dan ada suasana baru yang beda. Pada malam itu saya
lihat ada lampu dan jalan sudah di rabat beton. Saya tanya kepala sekolah,
bahwa lampu listrik di sana ternyata tenaga Surya (PLTS) dan malam itu sangat
indah. Setelah koordinasi dengan kepala sekolah kami berangkat menuju perumahan
dinas SMA N 1 Ilwaki. Kami disambut dengan ramah oleh rekan2 guru di Ilwaki,
dan setelah makan malam, kami langsung istirahat. Hari pertama ke sekolah kami
kenalan dengan guru-guru sekolah. Dan mulai orientasi dengan siswa yang belajar
dan istirahat, ada hal yang uni setelah kami di kantor sekolah, dimana saya
pertama sekali lihat ada siswa yang ditampar oleh guru, saya terkejut, dalam
hati saya berkata apakah di daerah ini sistem pendidikannya seperti ini.
Hari-hari
kami lalui di Ilwaki, Kecamatan Wetar, saya melihat bahwa sarana prasarana
pendidikan disana beda jauh dengan di kota, baik itu mobiler dan buku
pelajaran. Sedangkan ruangan belajar cukup memadai. Selama sebulan di sekolah
ini, sangat gerah karena pada saat itu musim kemarau, dan setiap hari panas
sedangkan rumput sudah pada kering. di kompleks perumahan ini kami harus timba
air ke sumur yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. Kami bawa air dengan
gerobak. Setelah air kami isi di bak toilet sekolah, baru kami bisa mandi dan
mencuci. Setiap hari kami lalui dengan aktifitas seperti ini. Sangat tidak
biasa dengan kebiasaan saya selama di Padang. Dalam prose ini saya kadang
mengeluh, tetapi proses itu saya bisa lalui, dan saya hanya bersedih selama
beberapa hari saja, dan yang buat saya sedih adalah tidak ada sinyal dan tidak
ada komunikasi dengan keluarga. Tetapi syukur kepada Tuhan saya dapat melalui
itu.
Setelah
beberapa minggu aktif mengajar di SMA N 1 Ilwaki, saya sudah mulai memahami
karakter siswa dan bakatnya. Dalam proses belajar saya terkejut, dimana anak-anak
ada yang tertidur sewaktu belajar, dan minat belajar mereka sangat minim. Saya
masuk di kelas X, XI, XII untuk pelajaran Geografi dan kelas XII Ekonomi. Dalam
proses belajar anak-anak masih memiliki minat belajar yang rendah, tetapi ada
sebagian yang sangat tertarik untuk belajar. Dalam proses belajar saya selalu
motivasi siswa untuk belajar, baik untuk masa depan keluarga dan daerahnya.
Peserta didik antusias mendengarkan arahan saya tentang bagimana meraih cita2
yang lebih baik. Peserta didik di SMA N 1 Ilwaki sangat beda postur tubuhnya
dengan yang selam ini saya jumpai di Padang, Di Ilwaki siswa/i nya tinggi2 dan
agak hitam manis, tetapi mereka sangat menghormati gurunya. Sapaan khas mereka
yang unik yaitu “ Selamat Pagi pak Guru”. Sangat ramah, sesuai dengan istilah
di Maluku, yaitu “ Ambon Manise” yaitu Ambon Yang Ramah. Pengalama ini hanya
saya jumpai di Maluku.
Pada
saat belajar, saya amati anak-anak begitu antusias mendengarkan arahan saya.
Dan sesekali siswa hanya lihat kerak-gerik saya. Rekan guru juga ramah-ramah,
guru di sekolah ini bekerja dengan keterbatasan yang ada, disekolah buku
pegangan guru sangat terbatas, begitu juga buku pegangan siswa. Kondisi ini
menuntut kami para guru lebih kreatif untuk menyiapkan materi. Tetapi ada juga
sebagian guru yang saya lihat malas, ada guru yang menjalankan tugas tidak
dengan hati nuraninya. Dan dalam hati saya berkata “ tega sekali guru yang
sudah sertifikasi tetapi tidak menjalankan tugas dengan baik, dan guru tersebut
hanya datang ke sekolah duduk di kantor” pengalaman itu saya saksikan sendiri
di sekolah ini. Saya juga heran dengan sekolah ini, dimana tidak ada buku yang
ada di perpustakaan jadi minat belajar siswa sangat rendah. Dan jika istirahat
siswa hanya main di lapangan, padahal dalam laporan dana BOS saya lihat ada
pengadaan buku bacaan, tidak ada niat menjelek-jelekan sekolah tapi saya
ceritakan apa adanya. Anak-anak sekolah di Ilwaki sebenarnya punya baka dan
kreatifitas yang luar biasa, tetapi karena pergaulan dan keterbatasan sarana
dan prasarana di Sekolah turut mempengaruhi minat siswa. Ditengah keterbatasan
sarana prasarana ini saya hanya ambil hikmahnya saja. Menikmati proses belajar,
dan tekad saya memberikan contoh dalam bersikap kepada rekan guru dan siswa.
Siswa-siswi sangat ramah, dan hormat kepada guru baik di sekolah maupun di
lingkungan bermasyarakat. Pengalaman ini sangat menyejukkan hati saya ditengah
panasnya alam pada saat musim kemarau. Saya sangat bangga dengan siswa-siswi
disana, dimana mereka sepulang sekolah bantu orangtua ke kebun dan setiap hari
dorong air pake gerobak dengan medan jalan yang curam. Tetapi mereka tidak
mengeluh dan sangat menikmati aktifitas ini.
Pemerintah
Pusat telah menganggarkan perbaikan infrastruktur jalan, dan sekarang lagi
dibangun jalan lintas antara kecamatan Wetar dengan Wetar Utara, jalan ini juga
menghubungkan desa Ilwaki dan Desa Lurang, dengan perbaikan jalan ini maka
warga juga dapat tamasya ke Danau Tihu, danau ini sangat indah, terletak
ditengah Pulau Wetar. Dan uniknya di danau Tihu ini tidak ada kita temui ikan
kecil dan berbagai spesies ikan besar lainnya. Tetapi ikan hanya kita temui di
sekitar aliran sungai menuju danau. Saya menyaksikan hal tersebut, dan warga
juga berpendapat seperti itu. Menurut warga, kita dapat melihat buaya di danau
Tihu ribuan ekor, dengan bantuan pawang buaya, pawang buaya di danau tihu ini
adalah tetua adat di Pulau Wetar. Satwa unik di Pulau Wetar ini adalah Buaya
didaerh rawa, dan Kuskus. Menurut cerita warga, ada beberapa korban dimangsa
Buaya di daerah ini, yaitu sewaktu cari kangkung di rawa, tetapi buaya yang
pemangsa tersebut dapat dipanggil oleh tetua adat dan dibunuh. Begitu juga
dengan ternak warga, seperti ayam, kambing, kerbau dan babi ada juga yang di
makan oleh buaya.
Bicara
mengenai pembangunan, di Pulau Wetar umumnya, pemerintah pusat sudah mulai
perhatikan. Dimana berbagai proyek infrastruktur jalan dan jembatan sudah
dikerjakan dan bahkan hampir rampung dan sumber dananya saya lihat langsung
dari APBN. Jika menurut penuturan tetua adat di Ilwaki, 10 tahun yang lalu,
Pulau Wetar adalah sebutan untuk Pulau yang tertinggal, karena akses ke Pulau
ini yang terbatas, hanya dilalui jalur laut saja. Di desa ilwaki, sudah ada
PLTS, dan dermaga, hal ini sudah cukup maju dibandingkan daerah lainnya di Pulau
Wetar. Bahkan Tower Telkomsel telah dibangun, dan semoga dalam waktu dekat
dapat beroperasi dengan baik. Jika malam hari di Desa Ilwaki, kita dapat
melihat pemandangan dan terang di salah satu Kota Negara Timor Leste, yaitu
Baucau. Sungguh indah panorama di Pulau wetar, karena Pulau terluar punya daya
tarik tersendiri.
Masyarakat
sangat menerima keberadaan kami di desa ini, kami sering dapat rejeki dari
masyarakat di kampung ini, baik ikan, sayuran dan buah-buahan. Masyarakat di
daerah Kabupaten Maluku Barat Daya ini punya keunikan dimana didaerah
ini ada minuman berupa arak yang disebut dengan SOFI, minuman ini hasil sulingan
dari nira dari pohon Koli. Sofi adalah bagian dari adat istiadat masyarakat di
daerah ini. Kebetulan kepala sekolah saya adalah peminum sofi, maka saya juga
minum sofi. Budaya minum sofi di daerah ini dilakukan setiap hari, bahkan anak
muda sekali minum sofi dapat mempererat jiwa persaudaraan. Tradisi lainnya
adalah setiap ada pesta atau sukuran, maka sebelum makan masyarakat terlebih
dulu minum sofi, baru makan. Suatu saat dalam kunjungan bupati Kabupaten Maluku
Barat Daya, Bapak Barnabas Orno, saya dengan rekan saya Desmaiyanti berdiskusi
dengan bapak bupati, bapaknya sangat ramah dan memiliki wawasan yang luas. Ternyata di Pulau Wetar ada musim madu, suatu
saat ditemani para siswa saya denga siswa dan rekan guru panen madu di hutan,
nama siswa kami adalah ronal, ronal ditemani oleh temannya. Maka saya lihat
ronal panen madu dengan baik, dia memanjat dengan pohon yang tinggi. Setelah
dipanen maka saya coba makan madu asli dari MBD,dan rasanya enak dan wangi,
sewaktu pulang ke Padang siswa masing-masing kasih madu sama kami. Sungguh
suatu kesan yang susah di lupakan.
Secara Geologi Pulau Wetar adalah
wilayah yang memiliki mineral tambang yang berlimpah, di Pulau Wetar ada
tambang Tembaga, yaitu di desa Lurang. Perusahaan tersebut adalah PT. Batutua
Tembaga Raya dan PT. Batutua Kharisma Permai. Sebelumnya di tempat yang sama
ada juga perusahaan Emas, tetapi masa operasionalnya sudah selesai. Kehadiran
perusahaan ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar, baik serapan
tenaga kerja dan beasiswa pendidikan. Selain itu berdasarkan survei Tim
Penyelidikan Panas Bumi dan Sumber Daya Geologi Robertus
S.L.S, Herry S, Andri Eko A. W. Pulau
Wetar mempunyai 4 (empat) daerah panas bumi, yaitu : Karbubu, Warmong, Esulit
dan Lurang. Daerah ini sangat potensial untuk Sumber Energi Kedepannya.
Pulau
Wetar adalah daerah terluar Indonesia, dimana daerah ini berbatasan dengan
Negara Timor Leste, dengan dipishkan oleh lautan. Kadang-kadang ada warga Timor
Leste yang beli ternak warga di Ilwaki Wetar. Warga Timor Leste sangat fasih
bahasa Ilwaki, bahkan ada diantara mereka yang masih memiliki hubungan
kekeluargaan walaupun dipisahkan oleh warga negara. Dengan posisi sebagai
daerah terluar dan berbatasan dengan Timor Leste, ternyata ada juga pos penjaga
Perbatasan di daerah ini yaitu BKO, Pos PAMRAHWAN oleh YON ARMED 13 KOSTRAD.
Sebenarnya di kecamatan ini juga sudah ada Polsek, dan Koramil. Kami rekan SM3T
ditempatkan hampir bersamaan dengan KOSTRAD dari Bogor. Pertama kali saya
ketemu dengan anggota TNI yaitu bang Azis dan Fathur, kami berpapasan di jalan
dan mereka langsung menegur saya. Kemudian saya dengar ada anggota KOSTRAD yang
orang suku Batak, saya langsung datang dan kenalan di markas KOSTRAD penjaga
perbatasan tersebut.
Setelah
kenalan dengan anggota KOSTRAD saya dihampiri oleh Komandan Pleton di Ilwaki,
namanya Letda Mochamad Feri Rizaldi, dia sangat ramah saya melihat bahwa jiwa
patriotisme dan Jiwa Korsa sangat melekat di dalam kepribadiannya. Ditengah
keterbatasa sarana dan prasarana di Pos BKO ini mereka juga menjalani tugas
dengan baik. Setiap hari sehabis
aktifitas sekolah saya datang main-main ke Pos BKO, di pos ini saya terhibur
karena rekan TNI ini juga kebanyakan masih Sebaya saya. Kami kadang bersenda gurau
di dapur dan di ruang tamu BKO. Hal yang menarik adalah main catur dengan
Danton Feri, dan rekan yang lain. Bahkan BKO juga ajak saya supaya tinggal di
BKO, tetapi karena Kepala Sekolah tidak mengijinkan maka saya tetap di
perumahan guru.
Pengalaman
unik adalah ketika saya dapat kesempatan untuk patroli di daerah pulau Wetar,
maka saya melihat bagaiman masyarakat yang ada di sekitar desa ilwaki, yaitu
desa Iputih, desa Hiay, Masapun dan Mahuan. Kedatangan kami ke desa tersebut
disambut oleh masyarakat dengan antusias, selama 3 hari kami tinggal di rumah
warga. Bergaul denga TNI ini sangat berkesan, karena banyak dapat pengalaman,
dimana saya memiliki jiwa Patriotisme dan Nasionalisme yang tinggi. Ternyata
TNI ramah-ramah dan sangat bermasyarakat dengan baik. Setiap kami ke Kota
Kupang maka saya gabung dengan TNI, di Kupang kami sama-sama belanja.
Setiap
hari di Posko BKO kami pasang jaring bersama, dengan menggunakan sampan kami
pasang dekat pos BKO. Teman saya yang sering pasang jaring adalah bang Zeprin
dan Azis. Mereka sangat lihai pasang jaring di pantai. Setelah itu pagi-pagi
betul kami lihat jaring, dan banyak dapat ikan. Kami makan bersama di dapur
dengan para TNI, sungguh pengalaman yang sangat berharga. Kami bagaikan saudara
di desa tersebut. Kadang saya juga tidur di Pos BKO. Setelah 6 bulan tugas di
posko Ilwaki, BKO KOSTRAD kembali ke kesatuannya. Maka tepat pada bulan
Februari sudah kembali ke kesatuannya. Sewaktu perpisahan kami salaman di
Dermaga Ilwaki dan saya dapat kenang-kenangan dengan Danton Fery, sungguh
pengalaman yang indah.
Hari-hari
di Desa Ilwaki kami lalui selama satu tahun tidak terasa. Maka setelah selesai
masa tugas kami mengadakan perpisahan dengan SMA N 1 Ilwaki, siswa-siswi sangat
sedih dan merasa kehilangan kami. Begitu juga guru yang ada disana sangat
merasa kehilangan kami. Dan kami diantar oleh merek ke dermaga dengan tangisan
perpisahan. Kenangan berharga sangat banyak saya alami di Kabupaten maluku
Barat Daya, baik Masyarakat, Peserta Didik dan TNI-Polri. Saya sangat bersyukur
mengikuti program SM-3T ini.
4 komentar
Tetap semangat bung, dan teruslah melayani banyak anak" Bangsa. Kiranya budaya melayani itu terus ada sampai anak" bangsa diseluruh negeri ini dapat mengecap pendidikan dengan baik. Kalwedo....
Pa guru gmna kabar nya? Apakah pak guru punya fb? Cari fb saya jepry lybaz.
Pa guru gmna kabar nya? Apakah pak guru punya fb? Cari fb saya jepry lybaz.
terima kasih info dr pak guru sm3t, berkarya dan teruslah berkarya, bakti dan amalmu tercatat, bravo buatmu, ... btw cerita tentang kamolang tdk dilanjut pak guru? belum ketemu atau apakah itu hanya mitos?
Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon