21 Februari 2017

Potensi Dan Kontroversi Sawit di Mentawai

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di daerah terluar Indonesia. Kepulauan dengan 4 Pulau besar, yaitu Pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Selatan. Lokasi Ibukota Kabupaten di Tuapejat, Pulau Sipora. Pulau Sipora secara geografis berada ditengah antara Pulau Pagai dan Siberut.
Sawit yang ditanam pak Naenggolan di KM.37 Pagai Selatan
Curah Hujan yang cukup tinggi, membuat hutan yang tumbuh di daerah ini heterogen. Sehingga di beberapa pulau besar memiliki potensi hasil hutan yang cukup melimpah dan dipasarkan ke luar daerah. Wajar saja jika banyak perusahaan yang mengeksploitasi hasil alam berupa kayu dari mentawai. Hingga saat ini ada beberapa Perusahaan yang aktif mengolah hasil hutan Mentawai.
Tidak hasil hutan saja yang dilirik para investor, saat ini ada dari bidang pariwisata dan perkebunan. Salah satunya adalah investor Sawit, yang tertarik untuk menanamkan modalnya di Mentawai. Dengan lahan dan kondisi alam yang cukup subur, maka investor begitu gencar untuk mengalih fungsikan lahan di mentawai menjadi perkebunan kelapa sawit.
Masyarakat sebagian ada yang setuju dengan masuknya sawit, tetapi ada juga yang tidak. Oleh sebab kehadiran sawit menjadi sangat kontroversi di mentawai. Bahkan Para Mahasiswa LSM sangat gencarnya menolak sawit. Bahkan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia sekaligus Koordinator La Via Campesina organisasi gerakan petani sedunia Henri Saragih, jelas-jelas menolak kehadiran sawit di Mentawai. Karena tidak sesuai dengan kondisi alam dan sangat berdampak negatif terhadap masyarakat dan alam. Begitu juga dengan pemerintah, sudah setuju jika kehadiran investor sawit ditolak oleh Pemerintah Daerah.
Alasan penolakan sawit ini sangat berdasar, yaitu dampak dari sawit yang membuat lahan menjadi kering dan tandus, karena sifat dari sawit yang menyerap air. Walaupun demikian, para masyarakat masih ada yang setuju jika sawit masuk di daerah ini. Karena jika dikalkulasikan, maka perputaran uang dan ekonomi akan menjadi lebih baik di Mentawai.

Saat ini ada salah satu masyarakat (Pak Naenggolan) yang menanam sawit di Mentawai, tepatnya di KM.37 Pagai Selatan. Sawitnya begitu subur dan sangat potensial jika semua masyarakat menanam sawit secara bersamaan. Jika tiap dusun menanam sawit 1 hektar misalnya, dikali beberapa dusun dan Desa, maka sangat potensial untuk ekonomi masyarakat yang berbasis kekeluargaan.
Kehadiran sawit di mentawai memang penuh pro dan kontra, tetapi ada juga beberapa masyarakat diberbagai dusun dan desa yang mau menanam sawit di ladangnya. Karena kebun sawit ini sangat besar dampaknya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Karena saat ini kondisi ekonomi di daerah Pagai Selatan, seperti relokasi Hunian Tetap pasca Gempa dan Tsunami begitu lambat.Hingga kehadiran sawit yang dilematis di Mentawai. Jika lahan masyarakat dikonversi ke tanaman sawit, dampaknya lahan akan kurang subur, Namun Ekonomi masyarakat semakin membaik. oleh sebab itu butuh kreatifitas dari masyarakat untuk berwirausaha dan Pemerintah yang peka terhadap Keadaan Ekonomi masyarakat.

Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon