Pilkada merupakan suatu pesta demokrasi yang dinanti oleh
masyarakat. Dengan pilkada maka akan ada sosok pemimpin harapan baru bagi masyarakat.
Seperti halnya di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang sebentar lagi akan memilih
pemimpinnya 5 tahun kedepan. Bahkan 2 calon telah ditetapkan KPUD Mentawai
sebagai peserta yang maju sebagai Cabup dan Cawabup Mentawai.
Kedua calon yang bertarung di Pilkada Mentawai ini adalah sama-sama
Incumbent, dimana Bupati dan Wakil Bupati maju bersama diPilkada. Kinerja lima
tahun belakangan ini dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat, baik itu dari
segi Infrastruktur, Pendidikan, Ekonomi dan Jaminan Kesehatan. Kedua calon
inilah yang menahkodai progres Pembangunan di Mentawai belakangan ini.
Kabupaten Kepulauan Mentawai bahkan telah ditetapkan
Pemerintah pusat sebagai daerah tertinggal (Sumber:
Setgab RI) yang mana berdasarkan berbagai inikator tertentu. Oleh sebab itu
masih banyak pekerjaan yang harus dikebut oleh pemerintah daerah demi
kesetaraan dengan daerah lainnya. Masih banyak masalah yang harus ditangani
oleh pemimpin yang terpilih nantinya. Hendaknya Bupati yang terpilih dapat
betul-betul memperjuangkan nasib masyarakatnya dengan cepat, karena menyangkut
pemulihan ekonomi yang terpuruk.
Salah satu masalah yang riskan dialami masyarakat adalah
kondisi perekonomian di daerah Hunian Tetap (Huntap) pasca gempa dan tsunami
2010 di Mentawai. Pemerintah sudah merelokasi masyarakat ke daerah dataran
tinggi. Sehingga dapat aman dari ancama tsunami. Kebijakan ini memang efektif
dari segi resiko bencana. Namun bagaimana dengan pemulihan ekonominya? Saat ini
masyarakat masih terkatung-katung dengan kondisi ekonomi yang tidak pasti. Biaya
hidup yang tinggi, karena distribusi sembako yang begitu sulit, karena akses jalan
darat ke Huntap yang begitu memprihatinkan.
Faktanya saat ini Masyarakat
di Huntap malah lebih memilih ke pemukiman lama untuk bercocok tanam, karena di
sanalah sumber ekonomi masyarakat. Seperti kebun kelapa, coklat, sawah dan
hasil laut. Di sekitar relokasi juga masyarakat bercocok tanam, tetapi masih
memerlukan proses yang cukup lama utuk panen. Masyarakat telah di relokasi
cukup jauh dari pantai dengan akses ke pemukiman lama yang belum memadai. Tidak
heran banyak masyarakat jalan kaki puluhan kilometer menuju pemukiman lama. Bahkan
masyarakat sendiri mengakui bahwa sumber kehidupan mereka masih banyak di
pemukiman lama.
Akses menuju Hunina Tetap ini juga sangat memprihatinkan,
jika kita berangkat dari Sikakap yang merupakan pusat dari Perekonomian di Pagai
Utara Selatan. Jalur darat dengan menggunakan sepeda motor begitu susah karena
jalan yang berlumpur apalagi sedang musim hujan. Akibat akses yang sulit, maka
biaya hidup naik, sementara ekonomi masyarakat susah. Kondisi inilah yang
membuat masyarakat semakin susah.
Jalan utama menuju huntap di Pagai Selatan adalah jalan
bekas perusahaan PT. Minas Pagai Lumber, mungkin pemerintah ragu kepastian
jalan untuk jalan nasional. Tetapi Jalan ini adalah urat nadi dari perekonomian
masyarakat, mau tidak mau pemerintah harus segera memperbaiki jalan ini. Mencari
alternatif, bahkan punya kebijakan khusus. Sehingga akses menuju Hunian Tetap
dapat lancar yang berpengaruh terhadap kebutuhan primer penduduk.
Begitu juga dengan kepastian lahan untuk pemukiman dan lahan
bercocok tanam. Pemerintah harus segera membuat sertifikat tanah bagi
masyarakat di Huntap demi kepastian Hidup di lokasi yang baru. Memang rumit
permasalahan yang ada di Lokasi Hunian tetap pasca gempa dan tsunami. Karena lahan
pemukiman ini adalah lahan dari HPH. Tetapi pemerintah sudah terlanjur
merelokasi jauh dari pinggir pantai. Pemimpin daerahlah yang menjadi ujung
tombak memperjuangkan nasib masyarakat di Hunian Tetap ini. Walaupun lahan HPH,
demi kemaslahatan masyarakat di Huntap sudah seharusnya ada kebijakan khusus
dari pemerintah pusat maupun dareah mengenai status HPH dan lokasi Huntap ini. Jangan
masyarakat menjadi miskin di lahannya yang subur dan kaya akan sumber daya alam.
Sedangkan hasil hutannya dikuras dari Bumi Sikerei.
Namun ada satu desa yang unik diantara desa lainnya di darah
yang terkena dampak Tsunami. Yaitu desa Malakopa, di desa ini masyarakat memang
direlokasi pasca Gempa dan tsunami 2010. Tetapi tidak begitu jauh, masyarakat
pindah beberapa kilometer ke daerah perbukitan yang masih dekat dengan pantai,
namun sudah relative aman dari bahaya tsunami. Sehingga desa ini walaupun
direlokasi, pemenuhan kebutuhan ekonominya masih relatif terpenuhi dengan baik.
Karena sumber ekonominya masih mudah dijangkau.
Dengan ajang pilkada ini, maka seharusnya masyarakat lebih
jeli dan dapat berdiskusi dengan kedua calon bupati, tentang langkah konkrit
dari upaya pemulihan ekonomi bagi masyarakat sekitar Hunian Tetap. Salah satunya
Kepastian sertifikat lahan pemukiman dan pertanian bagi masyarakat. Jadi Setiap
ada Calon Bupati yang kampanye masyarakat sekitar Huntap, masyarakat supaya
berani menyampaikan keluhan, aspirasi dan langkah cepat dari calon bupati.
Masyarakat dan calon bupati dapat membuat kontrak politik
mengenai upaya percepatan pembangunan sarana prasarana dan pemulihan ekonomi.
Jangan hanya janji, istilahnya “Janji tinggal Janji, dapat Kursi Hilanglah
Janji”. Sehingga istilah ajang pilkada menjadi suatu moment menentukan pemimpin
yang cepat tanggap dengan situasi masyarakat yang telah lama mengalami kondisi
ekonomi terpuruk.
Dengan kontrak politik ini juga kedepanya masyarakat dapat
lebih optimis, dan teredukasi akan pentingnya memilih pemimpin yang tepat. Bagi
calon yang dapat menyanggupi kontrak politik yang telah disepakati, maka itulah
calon pemimpin yang seharusnya dipilih oleh masyarakat. Pemulihan ekonomi
merupakan hal yang vital bagi masyarakat Huntap Pasca Gempa dan Tsunami, karena
menyangkut urusan kebutuhan primer penduduk. Ajang pilkada bukan hanya sekedar
pesta demokrasi biasa, tetapi menyangkut upaya calon pemimpin meyakinkan masyarakat
dan Pemimpin terpilih berbuat demi Kemajuan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Terima kasih atas kunjungannya di blog "IDsaragih.com". Pertanyaan dan komentar silahkan tuliskan pada kotak komentar dibawah ini.
EmoticonEmoticon